Ketua Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait
menyebut, sebanyak 300 bayi maupun balita di Ibukota Jakarta telah
terjangkit virus Human Immuno Virus dan Acquired Immunodeficiency
Syndrome (HIV/AIDS).
Menurut Arist, angka ini terus meningkat di Indonesia terutama di kota besar.
Bayi-bayi tidak berdosa itu telah tertular virus mematikan itu saat mereka masih dalam kandungan.
"Data
dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebutkan sedikitnya 300
balita di Ibukota yang terinfeksi virus HIV/ AIDS. Balita yang
terinfeksi virus ini, rata-rata berusia satu hingga lima tahun. Mereka
tertular virus mematikan itu saat mereka masih dalam kandungan," kata
Arist, dalam siaran pers Laporan Tengah Tahun Komnas PA, yang diterima
merdeka.com, jumat (19/8).
Tak hanya di Ibukota, Arist
mengatakan, di beberapa daerah, pihaknya mencatat masih banyak bayi-bayi
tak berdosa yang terinfeksi virus ini. Arist menjelaskan kebanyakan
dari mereka yang terserang virus HIV/AIDS berasal dari keluarga kurang
mampu.
"Sedikitnya 12 bayi di Kabupaten Jembrana terjangkit HIV/
AIDS. Sementara di Kediri, ditemukan setidaknya lima balita dan empat
remaja yang terkena penyakit tersebut. Untuk empat remaja yang
terdeteksi menderita HIV/AIDS termasuk dalam high risk men (HRM), yakni
berasal dari kelompok lelaki suka lelaki atau gay," paparnya.
Arist
menjelaskan, alur infeksi pada anak atau balita biasanya berasal saat
menyusui dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS. Ibu yang terinfeksi
seharusnya mengikuti terapi khusus agar anak tidak turut terinfeksi,
atau yang disebut Prevention of Mother to Child Transmission.
"Dalam
proses terapi ini, ibu hamil akan diberikan obat khusus yang tidak
mengganggu proses janin. Ketika bayi lahir, juga harus diberikan tiga
jenis obat retroviral, hingga sekitar berumur 2,5 tahun," terang Arist.
(sumber merdeka.com)