Jakarta,Buruhtoday - Ribuan buruh
kembali berunjuk rasa didepan kantor Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis
(23/10). Mereka menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI 2015
dari semula yang hanya Rp 2,4 juta.
Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi mengatakan, pihaknya tidak puas dengan
hasil survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) DKI Jakarta. Pasalnya, saat survei dilakukan, BPS tidak
melibatkan buruh.
"Hitung ulang KHL, kita olah
bareng-bareng soal KHL. Kalau BPS benar, akan sama dengan hitungan yang
kami buat Rp 3,1 juta," ucap Rusdi saat berunjuk rasa di depan Balaikota
Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Rusdi, BPS sengaja menurunkan
kualitas sejumlah komponen dalam perhitungan KHL. Akibatnya, perhitungan
KHL hasil BPS sangat rendah, yakni sebesar Rp 2.331.751 pada Oktober
2014.
"Beberapa kualitas item sengaja
diturunkan sehingga harganya rendah. 60 item, beda hasilnya. itu cara
mengolahnya pasti salah. Misalnya air minum cuma 9 ribu itu sama dengan
tiga botol air minum kemasan, terus kita minum apa," lanjutnya.
Berikut data survei KHL 2014 yang diajukan oleh buruh di Jakarta dan BPS DKI:
- Makanan dan minuman : Rp 644.264, 50 (BPS) - Rp 979.878,20 (Buruh)
- Sandang : Rp 189.107, 28 (BPS) - Rp 212.666,67 (Buruh)
- Perumahan : Rp 1.029.691, 86 (BPS) - Rp 1.308.646,33 (Buruh)
- Pendidikan : Rp 16.186,34 (BPS) - Rp 33.500, 00 (Buruh)
- Kesehatan : Rp 59.255, 50 (BPS) - Rp 66.375 (Buruh)
- Transportasi : Rp 345.000 (BPS) - Rp 420.000(Buruh)
- Rekreasi dan Tabungan : Rp 48.220, 11 (BPS) - Rp 83.798,65 (Buruh).
- Total : Rp 2.331.725,59 (BPS) dan Rp 3.104.683
(Sumber jpnn.com)