Depok,Buruhtoday.com - Upah Minimum Kota (UMK) yang sudah dilakukan penetapan kota Depok dianggap sia-sia, pasalnya usai penetapan dilakukan pada pukul 20.00 WIB, khabar kenaikan harga BBM yang disiarkan televisi resmi naik mengakibatkan ketua serikat pekerja indonesia (SPI) kota Depok mengaku lemas.
Wido menjelaskan bahwa penetapan
sepakat pada pukul 20.00. Setelah rapat usai, ia mendapat kabar dari
SPI Pusat, juga melalui televisi bahwa BBM resmi naik dan diumunkan
pukul 21.00. Wido mengaku lemas, ia mengatakan bahwa kenaikan upah
menjadi tak berarti.
" Percuma dinaikin kalau ternyata harga bbm naik, perjuangan kita sia-sia " ujar Wido selaku ketua Serikat Pekerja Indonesia (SPI) kota Depok melalui telepon pada salah satu media online Republika, Rabu (19/11).
Wido
menegaskan ia akan menuntut pemerintah kota untuk memikirkan akibat
dari kenaikan BBM ini. Wido menuntut adanya kenaikan tunjangan
transportasi, karena transportasi menjadi hal yang krusial bagi para
buruh.
Wido menambahkan dirinya tak terima dengan keputusan
pemerintah yang ia nilai terlalu terburu buru. Wido mempertanyakan
kebijakan presiden menaikan harga BBM kala harga minyak dunia sedang
turun.
"Pemerintahnya kacau ini," ujar Wido.
Wido pun
mengatakan untuk mendorong keadilan bagi para buruh, pekan depan SPI
akan melakukan aksi dengan skala nasional dan skala daerah untuk
merespon kenaikan harga BBM. Selain itu, dalam waktu dekat ia juga akan
mendesak pemerintah kota untuk menelurkan solusi terbaik bagi para
buruh.
Beberapa pekan sebelum kenaikan BBM, walikota kota Depok,
Nur Mahmudi menyatakan bahwa dirinya berpihak kepada buruh. Hal inilah
yang ditagih oleh para serikat buruh. Keberpihakan walikota harusnya
bukan hanya wacana saja, tetapi harus menghasilkan aksi untuk
mengentaskan nasib buruh. (sumber Republika.com)