Batam - Ribuan mahasiswa Universitas Putra Batam (UPB) melakukan unjuk rasa didepan pintu masuk kampus 1, mereka menuntut kebijakan pihak Universitas selalu merugikan mahasiswa. dan meminta Rektor UPB " Nur Elfi Husda " dikeluarkan dari kampus,
Aksi unjuk rasa yang dipimpin oleh Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini terjadi karena, mahasiswa menganggap sistim yang diterapkan di UPB bukan sistim yang mencerdaskan, tapi membodohi mahasiswa. dimana kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pihak UPB dinilai selalu merugikan mahasiswa.
" Kami sudah berusaha untuk meminta pertemuan dengan Rektor kampus dengan prosedur yang benar. Tapi rektor selalu saja tidak menepati janjinya, bahkan melemparkan tanggung jawab ke pihak lain." kata Ketua BEM UPB, Fery Budianto.
Seluruh mahasiswa juga menuntut pengembalian hak dosen pengampu mata kuliah dalam pembuatan soal ujian. karena mata pelajaran yang didapat dari dosen yang bersangkutan tidak sesuai dengan jawaban benar dari soal ujian yang sesungguhnya.
" Selama ini yang membuat soal ujian adalah sistim, sampai sekarang kami tidak mengerti dengan sistim yang dimaksud,"jelasnya.
" Selama ini yang membuat soal ujian adalah sistim, sampai sekarang kami tidak mengerti dengan sistim yang dimaksud,"jelasnya.
Menurutnya, kebijakan-kebujakan yang dikeluarkan Rektor sangat merugikan mahasiswa, seperti denda keterlambatan Membayar Biaya Operasional Pendidikan yang mencapai Rp 1 juta. dan kebijakan kampus terkait penggagalan wisuda mahasiswa yang menurut mereka hanya masalah kecil tanpa adanya toleransi.
" Terlambat 1 hari memberikan hard cover, mahasiswa lansung dinyatakan gagal dan disuruh mengulang kembali tahun selanjutnya. Padahal itu bukan sepenuhnya kesalahan mahasiswa, sistim punya andil," tegasnya.
" Terlambat 1 hari memberikan hard cover, mahasiswa lansung dinyatakan gagal dan disuruh mengulang kembali tahun selanjutnya. Padahal itu bukan sepenuhnya kesalahan mahasiswa, sistim punya andil," tegasnya.
Dia juga sangat menyayangkan sikap UPB terhadap rekannya sesama mahasiswa, salah satu mahasiswi yang tidak mendapat toleransi dari kampus pada saat dijadwal ujian berlansung, sementara mahasiswi tersebut sedang sakit dan harus dioperasi .
Dan yang paling parahnya lagi, saat mahasiswi tersebut sudah merasa sembuh dan membayarkan denda untuk ujian susulan, dan tiba-tiba saat ujian susulan akan berlansung, dia pun kembali sakit dan harus dioperasi ulang.
Namun setelah sembuh, dia kembali datang kekampus dengan membawa surat keterangan sakit dari pihak doter yang merawatnya, tapi pihak UPB baik itu Rektor sama sekali tidak mau memberikan dispensasi agar membanyarkan uang pada pihak kampus. tutupnya.
Pantuan tim media ini, hampir seluruh mahasiswa berteriak dengan mengatakan " Turunkan Rektor,, Keluarkan dia dari kampus," teriaknya saat aksi unjuk rasa berlangsung.
(Red/Amok/deprizal)