Jakarta,Burhtoday.com - Buruh kembali kecewa pada pemerintah Republik Indonesia atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 500 per liter pada tanggal 28 Maret 2015 lalu, Buruh menilai kebijakan tersebut sangat memberatkan kehidupan sehari-hari dan menekan daya beli buruh.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI),Said Iqbal menilai keputusan pemerintah dengan menaikkan harga bahan bakar minyak akan menekan daya beli buruh.ditambah lagi harga kebutuhan lainnya seperti ongkos angktuan umum, harga kebutuhan pokok, harga elpiji hingga tiket kereta api.
"Upah dan kebutuhan sama, tapi harga naik terus jadi daya beli tergerus. Untuk menaikkan daya beli masyarakat, upah harus dinaikkan dalam batas yang wajar," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (3/4/2015).
KSPI juga meminta pemerintah untuk melakukan sejumlah langkah untuk mengendalikan harga. Salah satunya dengan menggencarkan operasi pasar (OP) sembako. Namun, dia mengingatkan agar OP yang digelar tidak asal-asalan.
"Seperti kemarin, saat pemerintah lakukan OP lalu Bulog keluarkan stok beras. Ternyata banyak keluhan berasnya bau dan kotor, itu siapa yang mau beli," terangnya.
Saat harga BBM naik, dia juga mengingatkan agar pemerintah pusat dan daerah tidak terburu-buru menaikkan harga yang terkait dengan kebutuhan publik seperti angkutan umum dan kereta. Harga BBM juga diminta jangan berubah setiap bulan karena imbasnya bisa merembet ke harga kebutuhan pokok lainnya.
"Di Amerika Serikat (AS), meski harga BBM-nya mengikuti harga pasar tapi ongkos transportasi di sana tidak fluktuatif. Itu menunjukkan adanya intervensi pemerintah untuk lindungi rakyatnya," jelasnya.
(Sumber Liputan6.com)