Batam,Buruhtoday.com - Daging ayam memang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat kota Batam, Sehingga kebutuhan pasar untuk daging ayam broiler (potong) mencapai 4,5 ton per harinya. Namun diduga daging ayam broiler yang sering dipasarkan tersebut dipanen sebelum waktunya.
Salah satu peternak ayam Broiler di wilayah Tanjung Piayu berinisial A yang juga anggota Asosiasi Ayam Broiler Kota Batam mengatakan bahwa perusahaan breeding (Pengeraman, Penetasan, Pembesaran) yang ada di Kota Batam diragukan keabsahan izin operasionalnya, dan bahkan melakukan pemanenan ayam broiler sebelum waktunya kerap dilakukan para pengusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar.
"Untuk perizinan usaha breeling (Pengeraman,Penetasan,Pembesaran) semua di kota Batam diragukan keabsahannya." kata A' beberapa waktu lalu dirumah salah satu tokoh masyarakat Jawa Timur di Tanjung Piayu.
Menurut Dia, untuk ayam broiler yang ada dikandang peternak tersebut pada umumnya dibesarkan dengan cara memberi antibiotik dan vitamin agar ayam-ayam tersebut dapat tumbuh besar dalam waktu cepat. Meskipun begitu, pemakaian antibiotik dan vitamin perangsang ini harus dalam waktu tertentu, karena produk anti biotik dan vitamin untuk ayam sudah aman di panen memasuki usia 24 hari.
"Bayangkan saja pak, Ada juga para pengusaha breeding yang berani memanen ayam dalam usia 18-20 hari, sedangkan aturannya sudah jelas diatas 24 hari." ucapnya.
Lanjutnya lagi, bahwa usia ayam 18-20 hari tersebut masih sangat berbahaya dikonsumsi masyarkat, karena daging ayam tersebut masih mengandung antibiotik dan vitamin perangsang pembesaran.
"Bayangkan jika daging ayam dalam kondisi itu di panen dan dikonsumsi masyarakat Batam. tentu berbahaya." jelasnya.
Sedangkan ciri - ciri ayam yang masih mengandung antibiotik dan vitamin ini adalah ukurannya yang lebih kecil di banding dengan ukuran ayam biasa pada umumnya.
Sedangkan ciri - ciri ayam yang masih mengandung antibiotik dan vitamin ini adalah ukurannya yang lebih kecil di banding dengan ukuran ayam biasa pada umumnya.
Dan untuk daging ayam dengan ukuran lebih kecil ini kadang biasa di sebut dengan ayam pop. Jika hal tersebut benar, maka bahaya besar mengancam masyarakat kota Batam karena sudah terbiasa mengkonsumsi ayam broiler sebagai makanan sehari - hari.(Red/Amok)