Duri,Buruhtoday.com - Hari kemerdekaan bagi buruh di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Bengkalis, merupakan hanya sebuah yel-yel yang diucapkan setiap tanggal 17 Agustus saja. Namun, kata merdeka sesungguhnya belum dirasakan bagi kehidupan para buruh dan keluarganya.
"Hingga hari ini masih ada puluhan ribu buruh di Indonesia, apalagi di Kecamatan Mandau, yang tertindas dan dijajah oleh pengusaha dan pemerintah daerah atau pusat," ungkap Kepala Bidang Hukum & HAM Serikat Buruh Riau Independen (SBRI) Bobson Samsir Simbolon SH pada wartawan,Senin (17/8/2015) sore.
Baginya itu terbukti dari bebasnya pengusaha tidak membayar upah, upah lembur, thr (tunjangan hari raya), pesangon dan BPJS. Sementara pemerintah daerah dan pusat menyadarinya, namun hanya bisa duduk manis dibangku yang empuk, ruangan yang dingin dan fasilitas mewah. Membiarkan nasib buruh ditindas oleh pengusaha.
"Membiarkan pengusaha melanggar hak-hak normatif yang seharusnya sudah menjadi kewajiban buruh mendapatkannya," katanya lagi. Tidak ada Kemerdekaan bagi kaum buruh, yang ada hanya penindasan dan perbudakan sepanjang masa.
Menurut Bobson, di Kabupaten Bengkalis, hanya ada dua perbedaan buruh saat ini dengan buruh pada zaman romusa. Pertama, buruh zaman romusa bekerja tidak pakai badge name, tapi buruh sekarang pakai bagde name (tanda pengenal, red). Kedua, buruh zaman romusa bekerja tidak pakai seragam, buruh sekarang lebih terlihat nyentrik memakai seragam.
"Kehidupan buruh saat ini jauh lebih menderita dari pada buruh zaman romusa dulu. Jika buruh pada zaman romusa dulu bekerja tanpa upah dan hak normatif. Ya karena tidak ada Undang Undang yang menjamin," ungkapnya lagi.
Nah sekarang dikatakan Bobson, buruh bekerja dijamin oleh Undang Undang tentang pengupahan dan hak normatifnya. Tapi tidak dibayar oleh pengusaha. Apa bedanya dengan adanya pemerintahan yang sah dengan tidak adanya pemerintahan pada zaman dulu.
"Saat ini kaum buruh tertindas dan dijajah oleh pengusaha dan pemerintahnya sendiri. Buruh dan keluarganya tidak dianggap rakyat yang bermartabat oleh Pemerintah RI. Bahkan, Presiden Jokowi belum menganggap kaum buruh sebagai rakyat. Buruh masih diperjualbelikan oleh oknum pemerintah sebagai mesin pencetak uang, dijajaran Kementrian Tenaga Kerja dan di Daerah," tegasnya.
Buruh hanya kelompok manusia yang sangaja dibiarkan oleh pemerintah untuk ditindas dan dijajah oleh pengusaha. Buruh dan keluarganya belum merdeka, buruh masih dijajah dipelukan Ibu Pertiwi.
(Sumber GoRiau.com )