Batam,Buruhtoday.com - Ketua Konfederasi Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Batam, Setia Putra Tarigan sangat prihatin terhadap tingginya angka pengangguran di kota Batam. Bahkan ia mengaku telah melakukan beberapa langkah konkrit untuk mengatasi angka pengangguran tersebut melalui program pelatihan yang siap ditempatkan kebeberapa perusahaan yang ada.
“Teman-teman yang masih nganggur kita latih skill dan olah sikap di Balai Latihan Kerja(BLK) SPSI, dan kemudian disalurkan ke perusahaan,” ujarnya kepada Amok Group, Senin(25/8/2015) sore.
Tarigan mengatakan setiap harinya, sebanyak 8 hingga 10 tenaga kerja siap pakai bisa dihasilkan BLK SPSI tersebut.
Untuk menyalurkan tenaga kerja siap pakai tersebut, Tarigan mengaku terus membangun komunikasi dengan beberapa kawasan industri di Batam untuk mencari peluang kerja.
“Komunikasi kita bangun dengan kawasan industri untuk mengetahui apa yang menjadi peluang kerja,” terangnya.
Menurutnya BLK milik SPSI ini sama sekali tidak tergantung dengan pemerintah kota batam.
“Pelatihan yang dilakukan Pemko Batam selama ini hanya dilaksanakan secara seremonial untuk menghabiskan anggaran. Peserta pelatihan tidak ada jaminan diterima bekerja diperusahaan,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa sertifikat pelatihan kerja bukan menjadi acuan untuk diterima bekerja di perusahaan.
“Skill tenaga kerja harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang ada,” ujarnya.
Tarigan berharap Pemko dan Badan Pengusahaan(BP) Batam sesuai dengan tugas dan fungsinya segera mempersiapkan tenaga kerja siap pakai, apalagi menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan datang.
“Pemko Batam punya dana untuk pelatihan, lakukanlah pelatihan tenaga kerja siap pakai,” harapnya.
Ia juga meminta Disnaker Batam agar bisa menegakkan hukum ketenagakerjaan di Batam.
“Kalau tenaga kerja sudah siap pakai dan hukum ketenagakerjaan ditegakkan, permasalah pengangguran pasti bisa teratasi,” pungkasnya. (red/Amok)
Tarigan mengatakan setiap harinya, sebanyak 8 hingga 10 tenaga kerja siap pakai bisa dihasilkan BLK SPSI tersebut.
Untuk menyalurkan tenaga kerja siap pakai tersebut, Tarigan mengaku terus membangun komunikasi dengan beberapa kawasan industri di Batam untuk mencari peluang kerja.
“Komunikasi kita bangun dengan kawasan industri untuk mengetahui apa yang menjadi peluang kerja,” terangnya.
Menurutnya BLK milik SPSI ini sama sekali tidak tergantung dengan pemerintah kota batam.
“Pelatihan yang dilakukan Pemko Batam selama ini hanya dilaksanakan secara seremonial untuk menghabiskan anggaran. Peserta pelatihan tidak ada jaminan diterima bekerja diperusahaan,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa sertifikat pelatihan kerja bukan menjadi acuan untuk diterima bekerja di perusahaan.
“Skill tenaga kerja harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang ada,” ujarnya.
Tarigan berharap Pemko dan Badan Pengusahaan(BP) Batam sesuai dengan tugas dan fungsinya segera mempersiapkan tenaga kerja siap pakai, apalagi menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan datang.
“Pemko Batam punya dana untuk pelatihan, lakukanlah pelatihan tenaga kerja siap pakai,” harapnya.
Ia juga meminta Disnaker Batam agar bisa menegakkan hukum ketenagakerjaan di Batam.
“Kalau tenaga kerja sudah siap pakai dan hukum ketenagakerjaan ditegakkan, permasalah pengangguran pasti bisa teratasi,” pungkasnya. (red/Amok)