Surabaya,Buruhtoday.com - Ribuan buruh terlibat bentrok dengan petugas gabungan TNI dan Polri terjadi di jalan Tanjung Sari, Surabaya, Jawa Timur. Penyebab bentrokan terjadi saat PT Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKM) melakukan eksekusi lahan yang ditempati pabrik sepatu PT Cinderella Villa Indonesia(CVI) tempat buruh bekerja.
Ekskusi ini merupakan sudah yang keenam kalinya salama empat tahun terakhir, lahan seluas 25.590 meter menjadi sengketa hukum dua perusahaan yakni PT CVI dan PT Ekspedisi Muatan Kapal Laut
(EMKM). Kedua pihak mengaku memiliki bukti hukum yang kuat atas
kepemilikian lahan tersebut.
PT EMKL kemudian mengajukan permohonan PK kepada Mahkamah Agung atas status pabrik yang menjadi sengketa. Atas ekskusi tersebut, PT CVI juga telah mengirim surat keberatan ke Pengadilan Tinggi.
Hal ini dilakukan karena putusan PK MA RI Nomoe 232 PK/Pdt/2012 tertanggal 20 November 2012 menyatakan bahwa PT CVI adalah pemilik sah lokasi pabrik tersebut.
PT EMKL kemudian mengajukan permohonan PK kepada Mahkamah Agung atas status pabrik yang menjadi sengketa. Atas ekskusi tersebut, PT CVI juga telah mengirim surat keberatan ke Pengadilan Tinggi.
Hal ini dilakukan karena putusan PK MA RI Nomoe 232 PK/Pdt/2012 tertanggal 20 November 2012 menyatakan bahwa PT CVI adalah pemilik sah lokasi pabrik tersebut.
Takut pekerjaannya hilang, ribuan buruh pun memberikan perlawanan kepada petugas yang berusaha melakukan eksekusi lahan. Bahkan para buruh juga dibantu oleh keluarganya masing-masing.
Bentrokan pun tak dapat terhindarkan. Insiden pingsan pun terjadi, puluhan buruh wanita pinsan di lokasi bentrokan. hingga terjadi lemparan batu yang menyebabkan beberapa petugas polisi
dan wartawan terkena lemparan batu hingga kepalanya berdarah.
Atas kejadian tersebut, petugas mengamankan empat buruh pabrik yang diduga sebagi provokator buruh lainnya. Sementara ribuan buruh lainnya terlihat sedang menghadang ekskusi di depan perusahaan pembuat sepatu tersebut, dan melakukan penutupan jalan Tanjungsari dengan membawa balok kayu dan membakar ban bekas.
Buruh yang sudah emosi itu pun tak menghiraukan instruksi polisi untuk membuka jalan utama pabrik. Namun petugas berupaya untuk masuk pintu utama meski buruh yang sudah berjaga-jaga di area dalam gerbang utama menyerang petugas.
Dan ahirnya para buruh memilih untuk mundur karena jumlahnya petugas melebih mereka, hingga pabrik tempat mereka bekerja untuk menafkahi keluarganya berhasil di eksekusi.
(Sumber Seaker.com)