Bandarlampung,Buruhtoday.com - Ada 7 buruh pelabuhan Panjang, Bandar Lampung mengalami keracunan yang diduga mnghirup udara dari kapal bermuatan sawit asal Kalimnatan. Dua diantaranya tewas sementtara lima buruh lainnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek(RSUDAM) dan Puskesmas Panjang.Selasa(27/10/2015).
Sugih Agusta selaku Lurah Pidada Panjang mengaku saat kejadian dia ditelepon pihak puskesmas karena ada dua warganya mengalami keracunan pada saat akan membongkar muatan di Pelabuhan Panjang.
"Dapat informasi awal dari petugas puskesmas, saya ke sini karena ada dua warga saya yang keracunan satunya meninggal," ujar Sugih Agusta ditemui di Puskesmas Panjang.
Menurut dia, kejadian berwal ketika beberapa petugas hendak membongkar muatan kapal namun pada saat masuk kapal, beberapa buruh mengalami keracunan hingga menyebabkan dua orang meninggal dunia atas nama Saludin alias Pakudin (35), warga Jalan Baru Panjang dan Jumen (40), warga Suka Nemah Baru Raji RT 01, Lampung Selatan (Lamsel).
"Ada dua warga saya yang keracunan, satu meninggal, satunya kritis dirawat di Abdul Moeloek, diduga mereka (korban) terlalu cepat masuk kapal sehingga oksigen belum bergantian," katanya.
Selain dua orang yang meninggal dunia, ada tiga orang lainnya diketahui kritis atas nama Sauri (40), warga Baru Ranji Panang, Muidin alias Ateng (30) Kampung Karang Anyar, Desa Kelapa 3, Lamsel dan Nurit (35), Gang Rajawali Lingkungan 3, Pidada Pajang.
" Tiga orang kritis, sekarang dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), dua lainnya di sini (puskesmas) karena hanya sesak napas," katanya.
Selain itu, menurut Rohaidi, salah satu pekerja yang ikut keracunan mengatakan saat itu dia hendak membantu beberapa rekannya yang mengalami keracunan di dalam kapal namun karena menghirup udara beracun dia pun ikut mengalami sesak napas hingga dirawat di puskesmas.
"Saya hanya mengalami pusing, mual, dan sesak napas karena mencium bau menyengat. Selama ini nggak pernah seperti ini, waktu itu saya sama kawan saya Suhari mau membantu mereka berlima yang sudah terkapar tetapi ikut-ikutan sesak napas," kata Rohaidi.
Selain itu, menurut petugas puskesmas Herna Mulyani, secara logika muatan sawit tidak mungkin menyebabkan keracunan, yang perlu diselidiki apakah sawit ini diproses sebelumnya hingga menimbulkan udara beracun. Untuk lebih jelas penyebab meninggal nanti diketahui dari hasil autopsi jenazah.
(Sumber Lampungpsot.com).