 |
| Int |
Yogyakarta,Buruhtoday.com - Terpidana mati atas kasus kepemilika nakotika, Mary Jane dikunjungi pihak keluarga dan perwakilan Migrante Internasional Filifina untuk memberikan dukungan atas hukuman mati yang akan dijalaninya.Selasa(12/1/2016).
Perwakilan Migrant International Filipina Laurenc Castillo mengatakan, dukungan akan terus diberikan untuk Mary Jane hingga akhir proses yang dijalani. Ia sangat yakin bahwa Mary Jane tidak bersalah dan hanya korban perdagangan manusia.
"Kami masih sangat yakin bahwa Mary tak bersalah dan hanya korban saja. Kami yakin Mary bisa bebas sesuai harapan kita bersama," ungkapnya.
Castillo juga menyampaikan kembali rasa apresiasi dan terimakasih pada pemerintah Indonesia yang mau memberikan kesempatan hidup pada Mary Jane sembari menunggu kepastian hukum di Filipina.
"Kami sangat berterimakasih pada pemerintah Indonesia atas semua hal luar biasa selama ini, semoga semakin cepat ada jalan atas kasus Mary di Filipina," imbuhnya.
Tak hanya itu, Jaringan Buruh Migran Indonesia pun mendukung penuh penuntasan kasus perdagangan manusia yang mendera Mary Jane hingga tertangkap saat membawa heroin 2,6 kilogram di Bandara Adisutjipto pada tahun 2010 lalu.
"Kami yakin bahwa Mary Jane adalah korban perdagangan manusia seperti yang dialami rekan-rekan buruh kita di luar negeri. Kami harap bisa memiliki daya tawar pada negara luar ketika buruh kita hendak di eksekusi bahwa pemerintah kita bisa benar-benar memilah mana yang bersalah dan mana yang tidak, seperti kasus Mary Jane ini," ungkap Erwiana aktivis buruh Indonesia. (sumber KRjogja.com)
"Kami masih sangat yakin bahwa Mary tak bersalah dan hanya korban saja. Kami yakin Mary bisa bebas sesuai harapan kita bersama," ungkapnya.
Castillo juga menyampaikan kembali rasa apresiasi dan terimakasih pada pemerintah Indonesia yang mau memberikan kesempatan hidup pada Mary Jane sembari menunggu kepastian hukum di Filipina.
"Kami sangat berterimakasih pada pemerintah Indonesia atas semua hal luar biasa selama ini, semoga semakin cepat ada jalan atas kasus Mary di Filipina," imbuhnya.
Tak hanya itu, Jaringan Buruh Migran Indonesia pun mendukung penuh penuntasan kasus perdagangan manusia yang mendera Mary Jane hingga tertangkap saat membawa heroin 2,6 kilogram di Bandara Adisutjipto pada tahun 2010 lalu.
"Kami yakin bahwa Mary Jane adalah korban perdagangan manusia seperti yang dialami rekan-rekan buruh kita di luar negeri. Kami harap bisa memiliki daya tawar pada negara luar ketika buruh kita hendak di eksekusi bahwa pemerintah kita bisa benar-benar memilah mana yang bersalah dan mana yang tidak, seperti kasus Mary Jane ini," ungkap Erwiana aktivis buruh Indonesia. (sumber KRjogja.com)
