Gambar ilustrasi buruh mogok kerja (Int) |
Bengkulu,Buruhtoday.com - Sejumlah buruh bongkar pupuk yang tergabung dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia(SPSI) Putra Bengkulu melakukan aksi mogok kerja. Mereka menuntut agar upah bongkar yang sebelumnya hanya 6.000/ton naik menjadi 24.000/ton nya.
Akibat dari aksi dari mogok kerja tersebut, aktifitas perusahaan PT Petrokimia Gresik dan PT Bhanda Graha Reksa(BGR) menjadi lumpuh total. Sehingga delapan unit truk berisikan pupuk seberat 160 ton terpaksa menumpuk dilokasi gudang perusahaan.
''Kami menuntut hak kami. Kami minta naikkan upah bongkar. Sebab, biaya upah itu tidak masuk akal,'' kata koordinator aksi, Debi Januari, Senin (4/1/2016).
Debi menambahkan, permintaan para buruh untuk dinaikan upah bongkar karena besarnya resiko pekerjaan yang harus ditanggung para buruh. Sebagai gambaran, satu truk berisi 20 ton pupuk, harus diangkut ke dalam gudang dengan cara dipikul, dengan jarak sekira 30 meter.
''Kalau ada yang keseleo atau musibah lainnya saat bongkar, seluruh biaya kita tanggung sendiri. Sementara upah bongkar sama sekali tidak masuk akal,'' ujar Debi.
Sementara, Kepala Gudang Penyangga Bengkulu, PT Petrokimia Gresik, PT Bhanda Graha Reksa, Cabang Utama Palembang, Beni Septian membantah, jika telah mem- PHK sepihak terhadap buruh. PHK tersebut dilakukan, lantaran pihak buruh enggan membongkar pupuk yang masuk ke gudang perusahaan.
''Mereka tidak mau bongkar karena tidak sesuai upah. Tentunya perusahaan rugi. Di dalam perusahaan kita memiliki aturan. Kita tidak mem-PHK sepihak, karena merasa dirugikan makanya keluar PHK,'' jelas Beni.
Terkait tuntutan kenaikan upah bongkar, Beni menjelaskan, pihak perusahaan tidak menyanggupi tuntutan tersebut. Sebab, perusahaan hanya sanggup mengeluarkan biaya bongkar untuk satu mobil sebesar Rp100 ribu atau sekira 20 ton pupuk, sesuai dengan isi muatan per satu truk.(Sumber Okezone.com)