Batam,Buruhtoday.com - Dampak ego sektoral antara Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Tata Kota (Distako) Batam yang saling lempar tanggungjawab, membuat aktivitas belajar mengajar di SMP Negeri 53 Batuaji terganggu. Pasalnya pembangunan gedung menjadi terbengkalai.
Menyikapi hal tersebut anggota DPRD Batam Muhammad Yunus memberi solusi yakni agar pihak sekolah harus berani mengambil inisiatif terkait kelanjutan pembanunan sekolah. Sekolah jangan hanya menunggu pemerintah yang bertindak.
“Sebaiknya dalam menghadapi penerimaan siswa pada tahun ajaran baru mendatang, sekolah bekerjasama dengan komite harus berani meminta sumbangan dana dari calon siswa. Sehinga sumbangan dana tersebut bisa dipergunakan untuk menyelesaikan pembangunan ruangan kelas,” imbuhnya, Jumat (5/2/2016).
Menurut Yunus langkah memungut sumbangan dari calon siswa tersebut, sebagai cara mengkritik Dinas terkait yang telah abai dalam menunaikan kewajibannya. “Ini adalah kritik pada pemerintah yang tidak becus,” jelasnya.
Akibat pembangunan ruangan belajar digedung sekolah terhenti, pihak sekolah terpaksa memberlakukan sistem belajar secara dua shift yakni bergantian antara siswa kelas VII dengan kelas VIII. (Red/AMOK)
Menyikapi hal tersebut anggota DPRD Batam Muhammad Yunus memberi solusi yakni agar pihak sekolah harus berani mengambil inisiatif terkait kelanjutan pembanunan sekolah. Sekolah jangan hanya menunggu pemerintah yang bertindak.
“Sebaiknya dalam menghadapi penerimaan siswa pada tahun ajaran baru mendatang, sekolah bekerjasama dengan komite harus berani meminta sumbangan dana dari calon siswa. Sehinga sumbangan dana tersebut bisa dipergunakan untuk menyelesaikan pembangunan ruangan kelas,” imbuhnya, Jumat (5/2/2016).
Menurut Yunus langkah memungut sumbangan dari calon siswa tersebut, sebagai cara mengkritik Dinas terkait yang telah abai dalam menunaikan kewajibannya. “Ini adalah kritik pada pemerintah yang tidak becus,” jelasnya.
Akibat pembangunan ruangan belajar digedung sekolah terhenti, pihak sekolah terpaksa memberlakukan sistem belajar secara dua shift yakni bergantian antara siswa kelas VII dengan kelas VIII. (Red/AMOK)