Batam,Buruhtoday.com - Sebanyak 1 kontainer gula rafinasi industri hasil produksi PT Serang-Indonesia di pasarkan diwalayah pasar tradisional Batu Aji, Batam. Sementara gula tersebut tak layak dikomsumsi oleh kalangan rumah tangga.
Gula rafinasi merupakan salah satu jenis gula sukrosa yang diproduksi
melalui tahapan awal gula kristal mentah (raw sugar), meliputi proses
pelarutan kembali (remelting), klarifikasi, dekolorisasi, kristalisasi,
fugalisasi, pengeringan, dan pengemasan.
Rafinasi diambil dari
kata refinery yang bermakna menyuling, menyaring, membersihkan. Karena
melalui tahapan proses ketat, tak aneh bila gula rafinasi memiliki
tingkat kemurnian tinggi.
Karena melalui proses pemurnian
bertahap, gula rafinasi memiliki kadar keputihan (ICUMSA) 45. Jauh di
atas gula ekstra spesial atau kelompok gula untuk makanan (food grade)
dengan kadar ICUMSA 100 - 150.
Selain itu, kualitasnya juga jauh
di atas gula kristal putih (GKP) dengan kadar ICUMSA 200-300. Karena
melalui proses pemurnian lebih ketat, warna gula putih bersih dan lebih
cerah. Butiran kristalnya lebih halus dan lembut. Tak heran bila
industri makanan, minuman, dan farmasi lebih menyukai gula rafinasi
meskipun diolah dari bahan baku raw sugar impor.(Kompas.com)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Perindustrian nomor 527/MPT/KET/9/2004 disebutkan peredaran gula rafinasi hanya diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman, termasuk farmasi, dan tidak diperuntukkan bagi rumah tangga.
Informasi lapangan, satu kontainer gula Rafinasi tersebut diduga telah disalurkan melalui beberapa grosir yang ada. Ironisnya, gula rafinasi ini di jual secara eceran agar tidak mudah diketahui.
“Gula Rafinasi baru beberapa hari ini beredar di pasar Aviari ini,” ujar SR salah karyawan distributor sembako di Batam, Kamis(21/4/2016) siang.
Dia mengatakan sekitar 1 kontainer gula rafinasi telah beredar di kawasan Batu Aji. “Beberapa pedagang grosir mengembalikan gula rafinasi tersebut karena tak sesuai pesanan,”jelasnya.
Menurutnya pihak yang mendistribusikan gula rafinasi tersebut adalah PT SB yang beralamat di kawasan Bengkong, Batam.
Salah satu pedagang sembako berinisial Ag, mengatakan, gula rafinasi yang dipasarkan untuk kebutuhan rumah tangga dalam satu hari bisa mencapai 15 karung dengan isi per karung seberat 50 kilogram.
“Sudah biasa kami jual gula seperti ini, banyak permintaan dari pembeli. Alasan mereka gula lebih bersih dan putih dibanding yang lain,” ujarnya enteng.
Hal senada dikatakan pedagang lainnya berinisial P. Dia mengatakan gula rafinasi sangat laris dipasaran, karena harganya lebih murah dan terjangkau.
“Permintaan tinggi dan lebih banyak konsumen membeli gula ini karena harga lebih murah dan terjangkau,” bebernya.
RN, pemilik PT SB yang diduga mendistribusikan gula rafinasi tersebut enggan memberikan klarifikasi ketika dikonfirmasi AMOK Group melalui sambungan telepon.
“Saya tidak itu, udah yah..!” ujarnya sambil mematikan sambungan telepon, Kamis(21/4/2016) malam.
Sebelumnya Kepala Disperindag Batam, Rudi Sakyakirti mengaku sudah pernah mengecek langsung keberadaan gula rafinasi yang dipasarkan di pasar Botania, Batam Center.
“Sudah pernah dilakukan razia dipasar, namun langsung hilang dari peredaran,” ujarnya.
(red/tim)