Batam,Buruhtoday.com - Aktifitas reklamasi pantai di Semakau Kecil, Belian yang dilakukan PT TK masih saja terus berlanjut. Puluhan truk tanah milik PT SL setiap hari lalu lalang mengangkut tanah timbun ke lokasi proyek tidak jauh dari Pelabuhan Internasional Batam Center tersebut.
Investigasi yang dilakukan AMOK Group dilapangan, Sabtu(7/5/2016) siang, ternyata tanah untuk menimbun pantai Semakau Kecil yang diangkut truk PT SL diperoleh dari hasil pengerukan bukit di wilayah telaga Punggur, Nongsa, tepatnya disamping PLTU Tanjung Kasam, Batam, Kepulauan Riau.
Dilokasi pengerukan bukit, terlihat satu alat berat jenis kobelco sedang memuat tanah ke atas truk milik PT SL yang mengantri. Dalam sekejap, tanah bukit tersebut diratakan alat berat dan dimuat ke truk.
Selain bukit yang menjadi rata, akibat pengerukan tersebut, pohon-pohon di sekitar lokasi juga roboh dan terbuang sia-sia
Manurung, salah satu warga yang hendak memancing mengatakan bahwa kondisi bukit yang masuk kawasan hutan lindung tersebut sangat menyedihkan. Pasalnya, selain menjadi rusak, warga juga tidak bisa lagi mencari kayu bakar.
“Dulu enak mas, cari kayu bakar untuk masak. Sekarang sudah hampir habis,” ujarnya kepada AMOK Group sambil memasang umpan kailnya.
Menurutnya pemerintah sengaja menutup mata terhadap keadaan lingkungan, sehingga warga yang terkena imbasnya.
“Saya sering lihat mobil plat merah, tapi cuek saja mas. Apalagi kami warga kecil,” keluhnya.
Dia berharap Pemerintah dan Dinas terkait harus selektif soal perizinan kepada perusahaan yang bisa merusak hutan lindung di Batam.
“Tahu sendiri pemerintahan kita, perutnya sendiri saja yang di pikirkan. Semoga mereka cepat sadar mas,” pungkasnya.
Berita sebelumnya permintaan Badan Pengendalian dan Dampak Lingkungan Daerah(Bapedalda) Batam untuk menghentikan reklamasi pantai Semakau Kecil, Belian, Batam sepertinya diabaikan oleh Badan Pengusahaan(BP) Batam dan PT TK.
Pantauan AMOK Group dilapangan, Sabtu(7/5/2016) siang, puluhan truk pengangkut tanah berwarna putih masih lalu lalang untuk melakukan penimbunan di lokasi.
Sekitar 15 truk tanah terlihat menuangkan tanah timbunan di lokasi. Dua alat berat kobelco juga terlihat lalu lalang meratakan tanah timbunan.
(red/tim)
Dilokasi pengerukan bukit, terlihat satu alat berat jenis kobelco sedang memuat tanah ke atas truk milik PT SL yang mengantri. Dalam sekejap, tanah bukit tersebut diratakan alat berat dan dimuat ke truk.
Selain bukit yang menjadi rata, akibat pengerukan tersebut, pohon-pohon di sekitar lokasi juga roboh dan terbuang sia-sia
Manurung, salah satu warga yang hendak memancing mengatakan bahwa kondisi bukit yang masuk kawasan hutan lindung tersebut sangat menyedihkan. Pasalnya, selain menjadi rusak, warga juga tidak bisa lagi mencari kayu bakar.
“Dulu enak mas, cari kayu bakar untuk masak. Sekarang sudah hampir habis,” ujarnya kepada AMOK Group sambil memasang umpan kailnya.
Menurutnya pemerintah sengaja menutup mata terhadap keadaan lingkungan, sehingga warga yang terkena imbasnya.
“Saya sering lihat mobil plat merah, tapi cuek saja mas. Apalagi kami warga kecil,” keluhnya.
Dia berharap Pemerintah dan Dinas terkait harus selektif soal perizinan kepada perusahaan yang bisa merusak hutan lindung di Batam.
“Tahu sendiri pemerintahan kita, perutnya sendiri saja yang di pikirkan. Semoga mereka cepat sadar mas,” pungkasnya.
Berita sebelumnya permintaan Badan Pengendalian dan Dampak Lingkungan Daerah(Bapedalda) Batam untuk menghentikan reklamasi pantai Semakau Kecil, Belian, Batam sepertinya diabaikan oleh Badan Pengusahaan(BP) Batam dan PT TK.
Pantauan AMOK Group dilapangan, Sabtu(7/5/2016) siang, puluhan truk pengangkut tanah berwarna putih masih lalu lalang untuk melakukan penimbunan di lokasi.
Sekitar 15 truk tanah terlihat menuangkan tanah timbunan di lokasi. Dua alat berat kobelco juga terlihat lalu lalang meratakan tanah timbunan.
(red/tim)