Batam,Buruhtoday.com - Perusahaan galangan kapal PT Graha Trisakti Indonesia akan melakukan pengurangan kepada 250 karyawannya pada bulan depan. Hal itu dilakukan sebagai efisiensi karena perusahaan sepi orderan sejak 2015 tahun lalu.
Pihak managemen saat ini tengah mempersiapkan kewajibannya terhadap ratusan karyawan yang akan di PHK, termasuk menyediakan uang pesangon yang besarnya sekitar Rp 20 miliar.
Bahkan, perusahaan juga sedang bernegosiasi dengan pengurus serikat pekerja terkait pasangon dan hak-hak pekerja lainnya.
HRD PT Graha Trisaka Indonesia Robertus Sudarsono, menjelaskan PHK tersebut sebagai upaya efisiensi perusahaan.
"Perusahaan lagi down, orderan sepi sejak akhir tahun 2015 lalu, jadi mau tak mau harus ada PHK," katanya, Jumat (15/7/2016).
Dia menlanjutkan wacana pengurangan tenaga kerja sudah digaungkan sejak akhir tahun 2015 lalu saat proyek mulai sepi,
hal ini disebab lesunya perekonomian nasional dimana PT Graha Trisaka Industri sangat mengalami dampaknya seperti sepih order pembuatan dan perbaikan kapal.
Dia melanjutkan, pada akhir tahun 2015 lalu, pihak perusahaan masih berusaha bertahan dengan harapan perekonomian kembali membaik, namun sampai pertengahan tahun ini belum juga ada perubarahan.
"Jadi ini adalah pilahan yang harus diambil. Tidak mungkin pihak perusahaan mampu membayar gaji karyawan jika pekerjaan tidak ada," ujarnya.
Bahkan, perusahaan juga sedang bernegosiasi dengan pengurus serikat pekerja terkait pasangon dan hak-hak pekerja lainnya.
HRD PT Graha Trisaka Indonesia Robertus Sudarsono, menjelaskan PHK tersebut sebagai upaya efisiensi perusahaan.
"Perusahaan lagi down, orderan sepi sejak akhir tahun 2015 lalu, jadi mau tak mau harus ada PHK," katanya, Jumat (15/7/2016).
Dia menlanjutkan wacana pengurangan tenaga kerja sudah digaungkan sejak akhir tahun 2015 lalu saat proyek mulai sepi,
hal ini disebab lesunya perekonomian nasional dimana PT Graha Trisaka Industri sangat mengalami dampaknya seperti sepih order pembuatan dan perbaikan kapal.
Dia melanjutkan, pada akhir tahun 2015 lalu, pihak perusahaan masih berusaha bertahan dengan harapan perekonomian kembali membaik, namun sampai pertengahan tahun ini belum juga ada perubarahan.
"Jadi ini adalah pilahan yang harus diambil. Tidak mungkin pihak perusahaan mampu membayar gaji karyawan jika pekerjaan tidak ada," ujarnya.
sumber Tribun Batam