SEMARANG - Ribuan buruh PT Simongan Plastic (Simoplast) mendatangi pabrik tempat kerja mereka untuk mempertanyakan kejelasan status setelah 4 bulan dirumahkan tanpa dapat gaji. Mereka juga meminta manajemen memberikan kepastian diteruskan atau di PHK.
”Akksi unjuk rasa ini dilakukan untuk meminta
kejelasan nasib kami, kalau memang di PHK ya ada pesangon, tetapi jika
tidak, ya gaji kami empat bulan ini harus dibayar,” ujar Wati (40), salah
satu karyawan.
Meskipun sebelumnya ada kesepakatan antara karyawan dan PT Simoplast yakni karyawan menerima gaji 69 persen dari total upah, sementara UMR Kota Semarang sebesar Rp 1,9 juta.
Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Simoplas Grup, Ahmad Zainudin
mengatakan sebanyak 1.950 karyawan yang dirumahkan hanya minta
kepastian, namun manajemen PT Smoplast terkesan tidak berani untuk
menemui karyawan.
”Kami tidak demo, para karyawan yang dirumahkan memang kami undang ke
pabrik untuk membicarakan bagaimana nasib mereka. Karena gaji
selama empat bulan belum terbayar. Dan juga Tunjangan Hari Raya (THR) baru dibayar separo yakni Rp 1 juta,” pungkasnya.
Aksi unjuk rasa juga sempat terjadi ketegangan antara buruh dan anggota Polsek Tugu. Dimana para buruh meminta agar pintu pabrik ditutup, sementara Polisi meminta agar pintu dibuka, karena di lokasi tersebut banyak karyawan pabrik lain untuk melakukan aktifitas.
”Silakan karyawan PT Simoplast melakukan kegiatan menyampaikan aspirasi, namun karyawan PT RIP dan Daiaplast juga perlu pintu untuk keluar karena berbeda managemen,” jelas Kompol Warto.
Hingga berita ini diunggah, Manajemen PT Simoplast belum dapat dikonfirmasi. Alasannya, tidak ada yang berwenang memberikan penjelasan.
Berdasarkan informasi dilapangan, kondisi ekonomi kurang menguntungkan membuat perusahaan karung yang sudah berdiri puluhan tahun di Semarang tersebut terpuruk. Akibatnya, perusahaan terpaksa merumahkan karyawannya dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
sumber SuaraMerdeka.com