“Operator Pabrik Diupah Rp 2,9 Juta, Guru Honor Cuma Rp 2,5 Juta”
Batam,Buruhtoday.com – Ungkapan pepatah guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, sepertinya memang benar adanya. Di Batam upah guru honorer kini kalah telak jika dibandingkan dengan operator pabrik.
Berdasarkan UMK Batam tahun 2016, setiap perusahaan wajib membayarkan upah kepada karyawannya minimal Rp 2,9 juta per bulan. Upah itu bisa lebih besar apabila karyawan mendapat over time (OTI).
Maka tidak heran bila karyawan sekelas operator di pabrik bisa hidup dengan glamor. Mereka mudah bergonta-ganti kendaraan dan smartphone, mulai kelas bebek hingga moge, kelas Android hingga iPhone. Tidak hanya itu, buruh pabrik juga bisa bolak-balik shoping, makan-makan di mall, nyanyi di karaoke dan berjoget di diskotik.
Kondisi tersebut tentu saja membuat cemburu para guru yang telah mendidik mereka. Pasalnya hingga detik ini, upah guru terutama honorer hanya dihargai sebesar Rp 2,5 juta alias jauh di bawah UMK Batam.
Diperparah lagi, para guru tidak mengenal OTI. Otomatis mereka hanya makan gaji basic yang diberikan Pemko Batam. Sudah jelas bahwa kehidupan para guru honorer sangat tidak cukup terlebih bagi mereka yang telah berkeluarga.
Ironisnya lagi para guru tersebut juga tidak jelas skema asuransi kesehatan maupun asuransi jiwanya. Meski sudah mengabdi belasan tahun, para guru honorer di Batam tidak pernah mendapat kartu-kartu tersebut.
Kekacauan yang terjadi pada guru-guru honorer di Batam saat ini tidak lain akibat dugaan korupsi Kabid Diknas Disdik Batam Rustam Efendi. Pejabat yang merangkap sebagai Ketua PGRI Batam ini tidak pernah memperhatikan nasib para guru. Sementara yang bersangkutan hidup bergelimang kemewahan dengan rumah pribadinya bagaikan istana.
Para guru menyebutkan Rustam adalah orang dekat Rudi Wako Batam. Setiap kebijakan yang diambil Rustam otomatis diketahui oleh Rudi, tetapi Rustam tutup mata pada nasib guru yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bersambung….(tim)
Berdasarkan UMK Batam tahun 2016, setiap perusahaan wajib membayarkan upah kepada karyawannya minimal Rp 2,9 juta per bulan. Upah itu bisa lebih besar apabila karyawan mendapat over time (OTI).
Maka tidak heran bila karyawan sekelas operator di pabrik bisa hidup dengan glamor. Mereka mudah bergonta-ganti kendaraan dan smartphone, mulai kelas bebek hingga moge, kelas Android hingga iPhone. Tidak hanya itu, buruh pabrik juga bisa bolak-balik shoping, makan-makan di mall, nyanyi di karaoke dan berjoget di diskotik.
Kondisi tersebut tentu saja membuat cemburu para guru yang telah mendidik mereka. Pasalnya hingga detik ini, upah guru terutama honorer hanya dihargai sebesar Rp 2,5 juta alias jauh di bawah UMK Batam.
Diperparah lagi, para guru tidak mengenal OTI. Otomatis mereka hanya makan gaji basic yang diberikan Pemko Batam. Sudah jelas bahwa kehidupan para guru honorer sangat tidak cukup terlebih bagi mereka yang telah berkeluarga.
Ironisnya lagi para guru tersebut juga tidak jelas skema asuransi kesehatan maupun asuransi jiwanya. Meski sudah mengabdi belasan tahun, para guru honorer di Batam tidak pernah mendapat kartu-kartu tersebut.
Kekacauan yang terjadi pada guru-guru honorer di Batam saat ini tidak lain akibat dugaan korupsi Kabid Diknas Disdik Batam Rustam Efendi. Pejabat yang merangkap sebagai Ketua PGRI Batam ini tidak pernah memperhatikan nasib para guru. Sementara yang bersangkutan hidup bergelimang kemewahan dengan rumah pribadinya bagaikan istana.
Para guru menyebutkan Rustam adalah orang dekat Rudi Wako Batam. Setiap kebijakan yang diambil Rustam otomatis diketahui oleh Rudi, tetapi Rustam tutup mata pada nasib guru yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bersambung….(tim)