JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menyatakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kala belum ada mempersiapkan skill para Tenaga Kerja Indonesia(TKI), sehingga mereka yang bekerja di negara-negara ASEAN banyak menjadi pekerja unskill di Malaysia dan Singapore.
Sejak diberlakunya MEA merupakan opportunity bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bisa ikut menikmati pertumbuhan Ekonomi di negara negara ASEAN untuk bisa berkarir. Akan tetapi hal itu masih jauh dari harapan.
“Hal ini membuktikan bahwa tidak ada program yang jelas dari pemerintah Joko Widodo untuk menyiapkan TKI yang memiliki skill untuk bersaing. Banyak cara yang harus dilakukan untuk menyiapkan TKI agar dapat bersaing dengan Tenaga Kerja dari Negara ASEAN lainnya,” kata Arief di Jakarta, Senin (1/8/2016) kemarin.
Arif mencontohkan kelemahan TKI untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN, misalnya dalam hal berbahasa asing yakni bahasa Inggris dan Mandarin. Sebab, banyak keuntungan yang diambil jika TKI yang memiliki skill bisa bekerja di negara negara ASEAN, salah satunya adalah masuknya devisa ke Indonesia.
“Karena itu penting dari sekarang, pemerintah Joko Widodo harus menyiapkan kembali dan menghidupkan Balai Latihan Kerja di daerah daerah yang dilengkapi dengan laboratorium dan pelatihan bahasa asing bagi TKI secara gratis,” papar Arief.
Ia juga menegaskan, sementara untuk sektor pendidikan juga di daerah-daerah harus lebih diperbanyak. Dan pelatihan bahasa asing bagi pelajar Indonesia dari tingkatan SMP dan SMA, Hal itu sangat membantu bagi pelajar daerah untuk bisa mempelajari ilmu dalam bahasa asing.
“Kalau tidak ada itu semua jangan harap MEA akan jadi sebuah berkat bagi Indonesia, tapi justru sebuah kecelakaan ekonomi bagi Indonesia karena tidak sanggup bersaing,” Arief mengingatkan.
sumber :Harian terbit (http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2016/08/02/66648/21/21/TKI-tidak-Siap-MEA-Jadi-Bencana-Ekonomi-Indonesia )