STOCKHOLM - Sedikitnya ada 3000 buruh akan mendapat pemutusan hubungan kerja(PHK) di seluruh dunia. Pasalnya, perusahaan produsen perlengkapan telekomunikasi asal Swedia Ericsson AG akan menutup perusahaannya untuk menghemat biaya operasional.
Namun, pihak Ericsson menyatakan tidak akan menutup pabriknya yang berlokasi di Swedia. Mengutip Bloomberg, Jumat (23/9/2016), Ericsson susah payah bertahan di tengah perlambatan permintaan dan ketatnya persaingan yang berdampak pada laba.
CEO Ericsson pun terpaksa mundur pada bulan Juli 2016 lalu dan penghematan biaya ditargetkan mencapai 9 miliar kronor atau setara 1,05 miliar dollar AS per tahun pada tahun 2017.
Surat kabar setempat Svenska Dagbladet melaporkan bahwa Ericsson berencana melakukan PHK terhadap 3.000 karyawan.
“Kami akan menangani ini berdasarkan negara per negara dan terhadap karyawan kami. Perwakilan serikat pekerja akan selalu diinformasikan terlebih dahulu. Kami memiliki pabrik besar di Swedia yang tidak termasuk dalam rencana penghematan biaya,” kata pihak Ericsson dalam pernyataan tertulisnya.
Ericsson mengalami periode penuh turbulensi. Ericsson pun mengalami krisis kepemimpinan dan harus segera mencari pengganti Hans Vestberg yang mundur dari jabatannya sebagai CEO karena susahnya menggenjot pendapatan dan laba.
Saham Ericsson sempat naik 2,7 persen menjadi 59,60 kronor per lembar saham pada perdagangan Kamis (22/9/2016), namun keseluruhan sudah anjlok 28 persen tahun ini.
Svenska Dagbladet mewartakan, kemungkinan Ericsson akan menutup pabrik di Boraas dan Kumla yang berarti mengakhiri 144 tahun produksinya di Swedia.
Kedua lokasi pabrik tersebut mempekerjakan setidaknya 1.200 orang karyawan. Selain itu, kabarnya bakal ada juga pemangkasan di beberapa unit produksi, seperti misalnya riset dan pengembangan.
Dengan demikian, jika digabungkan, akan ada sekira 3.000 orang karyawan yang akan terkena PHK.(sumber Kompas.com)
CEO Ericsson pun terpaksa mundur pada bulan Juli 2016 lalu dan penghematan biaya ditargetkan mencapai 9 miliar kronor atau setara 1,05 miliar dollar AS per tahun pada tahun 2017.
Surat kabar setempat Svenska Dagbladet melaporkan bahwa Ericsson berencana melakukan PHK terhadap 3.000 karyawan.
“Kami akan menangani ini berdasarkan negara per negara dan terhadap karyawan kami. Perwakilan serikat pekerja akan selalu diinformasikan terlebih dahulu. Kami memiliki pabrik besar di Swedia yang tidak termasuk dalam rencana penghematan biaya,” kata pihak Ericsson dalam pernyataan tertulisnya.
Ericsson mengalami periode penuh turbulensi. Ericsson pun mengalami krisis kepemimpinan dan harus segera mencari pengganti Hans Vestberg yang mundur dari jabatannya sebagai CEO karena susahnya menggenjot pendapatan dan laba.
Saham Ericsson sempat naik 2,7 persen menjadi 59,60 kronor per lembar saham pada perdagangan Kamis (22/9/2016), namun keseluruhan sudah anjlok 28 persen tahun ini.
Svenska Dagbladet mewartakan, kemungkinan Ericsson akan menutup pabrik di Boraas dan Kumla yang berarti mengakhiri 144 tahun produksinya di Swedia.
Kedua lokasi pabrik tersebut mempekerjakan setidaknya 1.200 orang karyawan. Selain itu, kabarnya bakal ada juga pemangkasan di beberapa unit produksi, seperti misalnya riset dan pengembangan.
Dengan demikian, jika digabungkan, akan ada sekira 3.000 orang karyawan yang akan terkena PHK.(sumber Kompas.com)