Buruhtoday.com - Ribuan buruh yang bekerja di tambang Grasberg Tembagapura, Mimika sejak tanggal 28 September 2016 lalu, melakukan aksi mogok kerja karena tuntutannya tidak di respon manajemen.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, para buruh dari Departemen Grasberg Operation tersebut menuntut kenaikan bonus upah kerja mentransfer semua karyawan Rental Trakindo yang bekerja di area Grasberg menjadi karyawan Freeport Permanen, dan tuntutan yang ketiga adalah menggantikan beberapa orang manajemen Grasberg Operation ke Departemen lain.
Akibat dari aksi mogok tersebut, produksi perusahaan asal Amerika Serikat tersebut terhambat. Sementara itu, VP Corporate Communication PT FI Riza Pratama menyatakan, perundingan masih berlangsung atas tuntutan pekerja.
Dia belum tahu kapan para pekerja itu menyepakati hasil perundingan dan kembali bekerja. “Kami masih berupaya mengatasi masalah ini,” katanya mengutip Jawa Pos.
Menurut Riza, aksi memang terbatas pada operasi di tambang terbuka Grasberg. “Yang terkena gangguan hanya tambang terbuka,” ucapnya.
Dia memastikan aksi yang sudah berjalan sepekan itu tidak berdampak pada operasi lainnya. Termasuk para pekerja di tambang bawah tanah yang masih berjalan normal.
“Operasi pabrik pengolahan masih berlangsung, tapi secara terbatas,” tuturnya.
Proses mediasi yang masih menemui jalan buntu membuat Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw turun tangan untuk mencari solusi antara manajemen PT Freeport dengan pekerja.
“Saya diperintah pimpinan, untuk membantu menengahi permasalahan aksi mogok yang sudah seminggu. Malam ini saya akan kumpulkan pihak manajemen dan perwakilan karyawan,” kata Kapolda.
Pihaknya merencanakan pertemuan antara pihak Manajemen dan perwakilan karyawan malam ini di Hotel Rimba Papua.
“Ini menjadi atensi Negara, jadi harus cepat diselesaikan demi kelancaran semua. Harus ada win win solution lah,” tambah Kapolda.
(sumber Lensaindonesia.com)