Batam,Buruhtoday.com - Kepala Puskesmas Pulau Buluh, dr Riyaldi menyambut baik kedatangan rombongan keluarga korban (Tiah 26) yang meninggal setelah di rujuk ke RSUD Embung Fatimah karena ari-ari nya masih tertinggal didalam rahim saat melahirkan.
"Kita sudah menjalan prosedurnya. Karena kalau pasien bertahan disini (puskesmas-red) maka saya yang pertamakali salah mewakili teman-teman disini. Dan kenapa harus dibawah ke rumah sakit, karena dirumah sakit sudah ada dokter spesialis bedah dan alat-alatnya sudah lebih lengkap. Kalau kami masih memilih ibunya bertahan disini dan meninggal, itu salah kami," ujar Riyaldi saat memberikan keterangan kepada keluarga korban,Senin(21/11/2016).
Baca : Ari-Ari Tertinggal di Rahim, Ibu Muda Ini Meninggal di RSUD Batam
Ia juga mengakui bahwa Puskesmas Pulau Buluh merupakan binaan dari RSUD Embung Fatimah, dan karena saat dihubungi mendapat acc, lalu pasien dirujuk. Dan kalau mengenai data penyebab meninggalnya pasien, itu hanya ada di RSUD Embung Fatimah.
"Karena adanya acc dari rumah sakit, makanya anggota kita rujuk kesana. Dan kalau mengenai data, biarlah nanti pihak rumah sakit yang mejawabnya karena kita tidak ada memiliki datanya," pungkasnya.
Inilah kronologis dari Puskesmas Pulau Buluh
1 ) Pada hari jum'at pukul 18 : 00 WIB pasien datang bersama bd.Afna dan keluarga ke puskesmas Bulang dengan keluhan sakit perut dan ingin melahirkan. Bd. Afna menyatakan pasien telah diperiksa 1jam yang lalu di pusda dengan pembukaan 1cm. Sesampai dipuskesmas dilakukan pemeriksaan TD : 130/80mmHg Djj : 135x/1.Tfu : 33cm buka preskep, ketuban +,pembukaan 2-3cm, portio tebal penurunan kepala Hotge2,obser 1 pasien dianjurkan jalan jalan jika masih bisa.
2) Pukul 20 : 30 WIB pasien mengatakan perut nya semakin sakit dan dilakukan pemeriksaan dalam (Vtq) : 5cm, portio masih tebal, kontraksi uterus 3xdalam 10menit selama 35 detik. TD : 130/80mmg, Djj : 135x1, observasi pasien dianjurkan tidur miring kekiri.
3) Pukul 22.00 WIB pasien mengatakan semakin sakit dan dilakukan pemeriksaan dalam vt q : 7-8cm. TD : 130/80mmHg Djj : 135/1, hls 4 x dalam 10 menit selama 41 portio tipis. Ibu dinyatakan miring kekiri dan tidak boleh mengedan.
4) Pukul 22 : 30 WIB pasien menyatakan ingin buang air besar, dilakukan pemeriksaan dalam Vtq : 10 cm (lengkap) ketuban + utuh penusunsn kepala di hedge 3,Djj : 136 x /1, pada pukul 22 : 35 WIB ketuban pecah, adanya rasa ingin mengedan, pasang underpad pimpin persalinan.
5) Pukul 22 : 50 WIB bayi lahir spontan, segera menangis A/S : 8/9, jk perempuan menjepit tali pusat, keringkan bayi, lalu memotong talipusat, ibu diberi suntikan oxytasin 1 ampl /1m, dilakukan ppt tidak ada tanda tanda pelepasan plasenta, 15 menit kemudian diberikan ijeksi oxytosin ke II 1ampl / 1m, dilakukan pemasangan infus ditangan kiri Rl 30 tts, dan dokter Sherly melakukan manual plasenta namun tidak berhasil, terjadi pendarahan peruaginan, Infus gugur, oxygen 3l Acc RSUD pukul 23 : 44 WIB pasien dibawa ke RSUD EF pesien masih bisa diajak berkomunikasi selama diperjalanan kerumah sakit pukul 00 : 13 WIB, pasien sampai di rumah sakit langsung ditangani oleh pihak ruamah sakit, pasang infus tangan sebelah kanan Glukosa 10 persen guyur dibersih kan jalan lahir dan tali plasenta dan sebagian plasenta sudah terlepas dilakukan semua pemeriksaan oleh petugas rumah sakit, pasien masih bisa diajak berkomunikasih, operan surat rujukan dan pendaftaran pasien petugas RSUD dan petugas Pkm bulang pasien, dan keluarga berfoto sebagai dokumentasi. Petugas Pkm dibolehkan pulang pukul 01 : 00, petugas Pkm mampir ke apotik Vitka farma untuk membelikan susu bayi dan perlengkapan bayi, lalu petugas pulang dan sampai di Pkm pukul 02:00.
Semua kejadian dari awal merujuk sampai petugas pulang di saksikan oleh suami pasien.
red.