JAKARTA - Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan aksi mogok nasional yang akan dilakukan di 250 kabupaten pada tanggal 25 Nopember diundur menjadi tanggal 2 Desember 2016.
"Mogok nasional ini akan dilaksanakan dalam bentuk unjuk rasa nasional melalui "stop produksi" di 20 provinsi dan 250 kabupaten/kota dengan melibatkan hampir satu juta buruh," kata Said melului keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Selasa( 22/11/2016).
Said menuturkan khusus buruh se-Jabodetabek dan Karawang, sekitar 200 ribu buruh akan berunjuk rasa di Istana dengan titik kumpul di Bundaran Hotel Indonesia. Sedangkan mogok nasional buruh di 19 provinsi lainnya dilakukan di kawasan industri dan kantor gubernur masing-masing. "Ada tiga isu yang akan disuarakan," katanya.
Adapun tuntutan buruh yakni pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang upah buruh, menuntut kenaikan upah minimum provinsi/kota/kabupaten (UMP/UMK) sebesar 15-20 persen, serta penjarakan Ahok demi tegaknya supremasi hukum. Said mengklaim isu tersebut sudah sejak 2 bulan lalu diteriakkan buruh.
"Termasuk menolak penggusuran dan reklamasi yang merusak lingkungan hidup serta sarat aroma korupsi sebagaimana juga buruh dari dulu meminta KPK memeriksa Ahok atas dugaan korupsi di Rumah Sakit Sumber Waras, Lahan Cengkareng, dan reklamasi Teluk Jakarta," katanya.
Terkait dengan pelaksanaannya yang berbarengan dengan Aksi Bela Islam jilid III, Said Iqbal menjelaskan, hal itu dilakukan karena ada irisan isu dan kepentingan yang sama, yaitu menegakkan supremasi hukum dan rasa keadilan, menolak upah murah, menolak penggusuran yang melanggar HAM, dan menolak reklamasi yang merusak lingkungan.
"Di seluruh dunia, perjuangan serikat buruh adalah upah layak, HAM, lingkungan, dan tegaknya hukum (rechstat). Inilah esensi mogok nasional 2 Desember oleh buruh," kata Said.
red/sumber Tempo.co