LONDON - Perkembangan tecknologi memang sangat luar biasa, bahkan pekembangan tersebut akan berdampak negatif bagi kaum buruh. Lebih dari 10 juta buruh di Inggris beresiko tinggi digantikan oleh robot dalam 15 tahun mendatang.
Pergantian kerja manusia oleh robot itu demi mempercepat rutinitas pekerjaan, sekaligus peningkatan kualitas hasil.
Laporan dari konsultan PwC menunjukkan bahwa 30 persen pekerja di Inggris berpotensi digantikan oleh robot dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Sebagian pekerjaan memang masih dapat dipertahankan dengan menggunakan tenaga manusia, tetapi sebagian pekerjaan lain dapat tergantikan robot terutama dalam pekerjaan ringan dan kasar.
Dikuti dari The Guardian, laporan tersebut menunjukkan bahwa otomatisas mesin dapat menunjang produktivitas dan peluang kerja yang baru.
Namun, Pemerintah perlu merancang dan melaksanakan sebuah program yang dapat mengurangi jenjang perbedaan antara si kaya dan si miskin. Sebab, pekerjaan kasar yang biasa dilakukan oleh kaum miskin akan tergantikan mesin.
PwC mengatakan bahwa 2,25 juta buruh mengalami resiko ialah pelaku kelas rendah dalam usaha retail, usaha yang paling memengaruhi sebagian orang di Inggris; kedua bahwa 1,2 juta buruh dalam perusahaan insfrastruktur, dan 1,1 juta sebagai sisanya di bagian administrasi, serta tak lupa 950.000 yang bekerja dalam bidang transportasi.
Pengaruh yang paling besar atas pergantian pekerja dengan robot adalah terhadap buruh dengan tingkat pendidikan rendah karena hal itulah yang menyebabkan mereka bekerja pada bidang kasar.
Selain itu intervensi pemerintah dalam bidang pendidikan dan jaminan hidup diperlukan demi memastikan bahwa pergantian dari masa kerja keras manusia ke zaman kemudahan robot tidak hanya dinikmati oleh sebagian orang saja, tetapi adil bagi setiap warga negara.
Jon Andrews, pimpinan pada divisi teknologi dan investasi di PwC mengatakan, hal yang paling penting untuk menghadapi itu adalah dengan lebih peduli dan bekerjasama. Kepedulian terhadap karyawan agar fleksibel dan adaptif dalam menghadapi kemajuan sangat diperlukan.
"Di masa depan, pengetahuan akan menjadi sebuah komoditas sehingga kita memerlukan peningkatan kemampuan untuk hidup di masa depan. Kreativitas dan berpikir kritis akan menjadi penting dan bernilai, dan disertai dengan kemampuan pengelolaan emosi yang baik.” ujarnya.
Jon juga mengakui pendidikan dan kesehatan masyarakat adalah sektor yang sulit tergantikan oleh robot.
Pekerjaan perempuan tidak terlalu terancam karena membutuhkan spesifikasi khusus dan kemampuan sosial yang tinggi. 35 persen pekerjaan laki-laki lebih terancam tergantikan robot dibandingkan ancaman terhadap pekerjaan perempuan sebesar 26 persen.
red /sumber Pikiran Rakyat.com