BATAM - Kordinator Wilayah (Korwil) SBSI Kepri Santo Lubis menyatakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) semakin membebani kehidupan para buruh di Batam. Ada apa dengan Pemerintah Kepuluan Riau yang tidak melihat kondisi Batam saat ini.
"Kenaikan tarif listrik jelas sangat membebani kaum buruh, sebab dengan naiknya tarif listrik tersebut tidak menutup kemungkinan harga sembako juga akan ikut naik," ujar Santo, Selasa (4/4/2017) di Batam Center.
Santo juga mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan Gubernur Kepuluan Riau Nurdin Basirun yang menyetujui kenaikan tarif dasar listrik ditengah keterpurukan ekonomi yang dirasakan kaum buruh akibat susahnya mencari lowongan pekerjaan.
"Jujur kami sangat kecewa. Kami menduga kenaikan listrik ini ada permainan," tuturnya.
Ia juga menyebut pemadaman aliran listrik terahir sebelumya merupakan hanya modus belaka dengan mengatakan kekurangan daya. PLN seakan memberi sinyal bahwa kenaikan akan segera dimulai dari pemadaman selama 2(dua) jam.
"Kami meminta tim Audit Independen memeriksa Bright PLN Batam, apakah
benar- benar rugi atau hanya akal-akalan saja. Dan pada Gubernur Kepri kami minta tolong untuk mengevaluasi dan melihat jauh
kedepan bagaimana dampak dari naiknya tarif listrik di Batam," ungkap Santos.
Menurut Santo, Gubernur dan DPRD Kepri tidak perlu membanding Batam dengan daerah lainnya. Sebab, kemampuan atau kesiapan masyarakat saat ini sangat memperihatinkan. "Kami tinggal di Batam, bukan di Tarakan. Jangan dibanding-bandingkan," ujarnya.
Katanya lagi, kenaikan tarif dasar listrik nantinya akan membuat situasi menjadi rumit. Sebab, para buruh juga akan melakukan penuntutan kenaikan upah buruh. Karena kenaikan upah berdasarkan PP 78 Tahun 2015, hanya mengalami kenaikan 11 persen.
"Sampai saat ini, kami kaum buruh saja menolak PP 78 / 2015 yang di pakai pemerintah untuk menentukan kenaikan upah. Dan kenaikan tarif lisntrik ini akan membuat situasi Industrial di Kota Batam semakin ruwet. Sebab, jika nantinya terjadi pergelokan dari buruh untuk menuntut upah yang lebih tinggi akibat kenaikan listrik. Maka suhu industri di Batam juga tidak kondusif karena adanya demo buruh untuk menuntut kenaikan upah," katanya lagi.
Santo menegaskan, selama ini pihaknya selalu menjaga hubungan yang harmonis pada pemerintah untuk menciptakan Batam kondusif. Dan bila kenaikan tarif dasar listrik terus saja dilanjutkan, maka pihaknya tidak mau disalahkan jika para nggotanya turun ke jalan untuk melakukan aksi unjuk rasa.
"Kami minta dengan rasa hormat pada pak Gubernur untuk memperhatikan hal tersebut. Sebab, dahulu buruh di seluruh Indonesia dijanjikan salam 2(dua) jari. Tapi sekarang buruh mendapatkan salam gigit jari. Dan kami dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Pimpinan Prof. Muchtar Pakpahan SH MA akan terus menyuarakan “ TOLAK KENAIKAN LISTRIK “ tegas nya.
tim.