BATAM - Dokter Frasnsiska selaku relawan yang menangani pendonor darah yang pengidap virus HIV menular dari pemeriksaan PMI kota Batam mengaku tidak memiliki ruang isolasi di Rumah Sakit Budi Kemulian (RSBK) sebagai rumah sakit yang ditunjuk pemerintah.
"Tidak ada isolasinya, orang mengidap HIV kan boleh tinggal dimana saja. Mereka bebas melakukan aktivitas di luar sana," ujar dokter Fransiska. saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.
Siska menjelaskan, setiap orang pendonor darah yang datang ke PMI Batam, karena merasa dirinya sehat dan ingin meyodorkan daranya ke orang lain. Namun, setelah darah yang diambil dilakukan pemeriksaan, dan hasilnya mengidap virus, maka PMI langsung berkoordinasi ke RSBK.
Baca : PMI Batam Akui Terdapat 10 % Dari Jumlah Pendonor Setiap Bulannya Terjangkit Virus Menular
"PMI memiliki prinsip bahwa para pendonor yang menyodorkan darahnya selalu sehat. Kita tidak berani bilang pendonor itu pasti positif mengidap virus HIV, sebab kita hanya melakukan pemeriksaan training awal." jelasnya.
Menurut Friska, pihaknya selalu konsiten menghubungi dan menjelaskan pada relawan pendonor darah yang mengidap virus menular agar melakukan pemeriksaan, yang mana tujuannya untuk mengobati dan khususnya untuk menjaga penularan pada keluarga yang bersangkutan.
"Kalau untuk pemeriksaan virus HIV rujukan PMI disini (RSBK-red) itu murah sekali, karena rumah sakit ini dapat bantuan dari pemerintah. Dan untuk konsultasi pertama serta obat HIV nya juga gratis," katanya.
Namun saat disinggung terkait jumlah relawan pendonor darah yang terjangkit virus dari PMI, Friska mengatakan tidak semua pendonor darah tersebut yang dapat dihubungi. Bahkan ada juga yang ketakukan saat mendapat penjelasan dari pihaknya.
"Setiap relawan pendonor darah itu berbeda-beda setiap kita hubungi Tapi intinya, kita selalu menganjurkan lebih baik melakukan pengobatan dini sebelum terlambat. Dan biasa harus bawa keluarga seperti anak dan istrinya," tutupnya.
red/don