BATAM - Dokter Novi selaku Bidang Unit Tranfusi Darah PMI Kota Batam membenarkan adanya sukarelawan pendonor darah yang terjangkit virus menular beberapa waktu lalu. Akan tetapi, PMI selalu berhati-hati melakukan pemeriksaan dan menyarankan si pendonor untuk yang terjangkit virus untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
"Benar, ada. Akan tetapi kita sudah menyarankan sipendonor darah itu untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter atau rumah sakit. Sebab, darah yang didonorkan sukarelawan tersebut tidak bisa kita salurkan karena mengandung virus menular," ungkap Novi, saat ditemui di kantor PMI Batam didaerah Batam Center.
Novi menjelaskan, sebelum dilakukan pendonoran darah oleh sukarelawan, para pendonor akan dilakukan pemeriksaan oleh dokter untuk mengetahui kondisinya. Sebab syarat-syarat bagi pendonor darah adalah harus sehat.
"Selain Sehat, kita juga sangat membutuhkan kejujuran sipendonor. Dan melakukan cek tensi, cek HT dan golongan darah baru dilakukan pengambilan darah," jelasnya.
Kata Novi lagi, setelah pengambilan darah. Maka darah tersebut akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan darah yang didonorkan, sebab, ada 4 jenis penyakit menular melalui tranfusi darah yakni 1. HIV, 2. Shyphilis, 3. Hepatitis C, dan 4. Hepatitis B.
"Kalau darahnya terinfeksi otomatis kita langsung kabari dong' pada sipendonor, pak, Bapak kemarin mendonorkan darah ya, kami minta maaf. Setelah dilakukan pemeriksaan, darah bapak tidak bisa dipakai. Dan kami menganjurkan agar bapak melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter," kata Novi, dengan nada seperti menghubungi sipendonor.
Namun, saat ditanya inisial nama sipendonor yang terjangkit. Novi enggan memberitau karena hal tersebut harus dirahasiakan demi menjaga nama baik sipendonor dikemudian hari.
"Oh, maaf. Kalau itu tidak bisa kita beri tau," ungkapnya.
Menurut Novi, PMI Batam masih menggunakan sisti Klia. Dan kalau sipendonor darah terjangkit virus HIV, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial, Dinas Kesehatan Kota Batam serta RSBK selaku rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk kerjasama dengan PMI.
"Sampai sekarang pendonor yang terjangkit HIV tidak ada mendonor lagi, dan kita juga sering berkomunikasi dengan dokter yang menangani pasien tersebut di RSBK. Dan selama ini pasien yang yang terjangkit tersebut selalu koperatif untuk melakukan pengobatan ke RSBK," sebutnya.
Lanjutnya lagi, untuk pendonor selama bulan puasa ini menurun dari hari sebelumnya. Karena setiap bulannya selain bulan puasa, para pendonor darah bisa mencapai 1200 sampai 1500 orang per bulannya.
"Dan itu kita ada laporannya ke Dinas Kesehatan Kota Batam, karena biasanya 10 % dari jumlah pendonor darah tersebut tidak bisa disalurkan, sebab darahnya terjangkit 4 jenis penyakit menular melalui yang dimaksud," pungkasnya.
red.