BURUHTODAY.COM - Duka yang mendalam bagi keluarga siswa yang menjadi pasukan paskibra Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72 Tahun.
Dua siswa yakni Aritya Syamsuddin pasukan pengibar bendera (paskibra) Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dan Aknes Yurikho merupakan anggota paskibra kota Palu dikabarkan meninggal dunia.
Seperti dikutip dari laman Tribun.com, Aritya Syamsuddin mengeluh sakit lalu dilarikan RSUD I Lagaligo, Jl Sangkurwira, Desa Bawalipu, Kecamatan Wotu, setelah dirawat dua malam, sejak Minggu (13/8/2017).
Dua hari kemudian Aritya dinyatakan meninggal dunia. Almarhumah adalah siswi kelas 10 SMAN 4 Luwu Timur yang dulunya bernama SMAN 1 Mangkutana dan tergabung di pasukan 17 ini merupakan anak dari Staf Kantor Camat Mangkutana, Syamsuddin Losong.
Camat Mangkutana, Awaluddin mengatakan, pada hari Sabtu tanggal 12, Aritya masih mengikuti latihan. Minggu (13/8/2017) dinihari, dia dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh sesak nafas.
"Informasi dari orangtuanya tiba- tiba sesak (nafas)," kata Awaluddin dihubungi TribunLutim.com, Selasa (15/8/2017). Suasana haru saat pemakaman sangat terasa.
Puluhan anggota Paskibra Mangkutana berseragam paskibra menggotong dan mengiringi keranda almarhumah menuju tempat pemakaman. Rasa haru dan tangis sesama anggota paskibra, teman, sahabat dan keluarga Aritya mengiringi proses pemakaman.
Kemudian Aknes Yurikho adalah anggota paskibra kota Palu. Aknes Yuriko juga dikabarkan meninggal dunia, Senin (14/8) sekitar pukul 20.30 di RSUD Undata Palu. Ia meninggal hanya berselang dua hari setelah merayakan ulang tahun ke-16.
Anak pasangan Maat Suprianto dan Cucu Yuningsi ini dikenal ceria dan selalu bersemangat. Saat terbaring di rumah sakit Aknes masih sempat mengunggah status di akun facebooknya 23 Juli lalu Saat itu Aknes sempat menuliskan keinginannya untuk kembali berlatih bersama rekan-rekannya.
"PENGEN pulang ke rumah, Aknes rindu latihan. Saya tidak mau di rumah sakit. Ya Allah, cepat sembuhkan saya dari penyakit ini."
Berdasar informasi dari pihak keluarga, almarhumah awalnya hanya sakit gigi. Setelah itu, orang tuanya membawa almarhumah ke rumah sakit dan divonis menderita radang tenggorokan.
Ia dirawat di rumah sakit setelah lima hari lalu menghembuskan napas terakhirnya. “Keinginnanya ikut paskibra sangat besar meski dia sakit,” ujar Maat Suprianto.
Red.