MEDAN - Terkait isu adanya telor palsu yang beredar di wilayah kota Medan, Walikota Medan Dzulmi Eldin mengimbau masyarakat untuk risau karena Kota Medan dalam kondisi kondusif dan tidak satu pun bahan pangan kebutuhan pokok yang dipalsukan atau berbahaya.
Kata Walikota Medan, berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Medan Nomor : PM.04.03.82.822.10.17.62 tanggal 25 Oktober 2017 menyatakan bahwa telur yang beredar luas di Kota Medan aman dari bahan-bahan membahayakan.
"Tidak ada telur palsu beredar di Medan. Tidak ada mengandung bahan plastik, karet dan bahan berbahaya boraks, formalin, metanyl yellow. BBPOM Medan memastikan peredaran telur palsu di Medan negatif,” kata Eldin, Senin (30/10/2017).
Dia mengatakan, pihaknya menyurati BBPOM Medan pada Senin (23/10/2017) untuk menyikapi isu telur palsu tersebut. Dia meminta dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa sampel telur yang diambil Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan dari beberapa pasar-pasar tradisional.
Eldin pun mengimbau masyarakat tenang dan tidak terpengaruh isu-isu tidak bertanggung jawab yang mencoba menimbulkan kegaduhan.
"Kalau ada yang mencurigakan langsung laporkan. Saya terus berkomunikasi dengan BBPOM. Sudah saya instruksikan jajaran untuk mengawasi peredaran bahan makanan di pasar tradisional dan pasar modern," sebut dia
Sementara itu Kepala BBPOM Medan Yulius Sacramento Tarigan menyatakan hasil laboratorium pihaknya valid. Tidak ada ditemukan zat berbahaya sebagaimana yang dikhawatirkan banyak pihak. Menurut dia, penemuan telur dengan kondisi tak lazim bisa disebabkan masalah yang terjadi secara alami sehingga ketika diolah kondisinya berbeda dengan telur yang dalam keadaan baik.
Sebelumnya, warga medan diramaikan oleh penemuan telur yang diduga palsu Noermansyah (52), warga Jalan Masjid, Gang Bersama Nomor 5, Kelurahan PB Selayang ll, Kecamatan Medan Selayang. Noermansyah mendapatkan telur tersebut dari istrinya yang membeli dari seorang pedagang di pasar tradisional Sembada, Jalan Padang Bulan Medan pada Minggu (15/10/2017).
"Pagi tadi, pas mau ngasih makan burung kenariku. Tak mau burung itu makan telurnya, kuningnya juga. Padahal biasanya kuning telur itu yang paling disukainya," katanya kepada wartawan pada Jumat (20/10/2017).
Melihat peliharaannya tidak mau memakan telur tersebut, diapun penasaran lalu memeriksanya. Noermansyah langsung terkejut saat mendapati telur yang sudah direbus itu kenyal seperti karet dan plastik. "Putih sama kuningnya waktu kupegang kenyal kayak karet, padahal sudah kurebus. Makanya enggak mau dimakan burung itu," ucapnya.
Dia mengaku, anaknya yang sudah memakan telur yang dimasak istrinya sakit perut. "Enggak berani lagi kami makannya, kusimpan saja. Aku berharap polisi sama BPOM sidak ke pasar-pasar. Ini membahayakan kalau tidak diungkap, takutnya jatuh korban lain," katanya.(Kompas.com)
red/don.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar