SEMARANG - Aksi pasang papan bunga dan tabur bunga dilakukan para buruh di kota Semarang. Hal itu dilakukan karena penetapan upah minimum kota (UMK) yang tidak sesuai dengan tuntutan mereka.
Massa buruh memasang karangan bunga di gerbang Balai Kota Semarang dan langsung menaburinya dengan bunga.
Sejumlah buruh yang membawa motor langsung menghentikan kendaraannya di Jalan Pemuda depan gerbang keluar Balai Kota Semarang. Mereka menabur bunga sembari membawa karangan bunga yang cukup besar dan di letakkan di gerbang.
"Turut berduka cita atas matinya hati nurani Wali Kota Semarang," begitu bunyi tulisan dalam karangan bunga tersebut.
Dalam aksi tersebut, koordinator aksi, Zainudin membacakan pernyataan sikap yang terdiri dari tiga poin. Pertama terkait bela sungkawa atas matinya hati nurani Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang yang dianggap tidak peduli dengan kesejahteraan buruh.
"Kedua, mencabut dukungan politik terhadap Ganjar Pranowo dan Hendrar Prihadi sebagai daerah, karena dengan sengaja mengabaikan perjuangan pekerja atau buruh," kata Zainudin di depan Balai Kota Semarang, Jumat (24/11/2017).
"Ketiga, menyerukan kepada masyarakat pekerja atau buruh di Jawa Tengah pada umumnya untuk tidak mendukung dan tidak memilih calon kepala daerah yang diusung oleh partai yang tidak berpihak pada pekerja atau buruh," imbuhnya.
Para buruh Kota Semarang menuntut kenaikan UMK 2018 sebesar Rp 2,7 juta. Sedangkan dalam keputusan Gubernur Jateng, Kota Semarang memang tetap tertinggi dari 34 kabupaten kota lainnya namun tidak memenuhi tuntutan buruh yaitu Rp 2.310.087,50.
Setelah massa berorasi dan menabur bunga, mereka kembali ke motor yang diparkir di tengah jalan. Aksi dilanjutkan dengan konvoi dan orasi di depan kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Semarang. (sumber : Detiknews.com)
red.
Post Top Ad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar