BURUHTODAY.COM - Irvan Tengku Harja salah satu peneliti dari Prakarsa mengungkapkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Kota Jakarta dan Kota Surabaya ditemukan fakta yang cukup mengejutkan. 62 % (persen) dari total pengemudi ojek online berasal dari para karyawan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)perusahaan.
"Pekerjaan sebelum menjadi pengemudi ojek online ternyata benar banyak buruh korban PHK. 62 persen mereka masuk ke ojek online karena korban PHK," kata Irvan dalam sebuah acara diskusi bertajuk Ekonomi Digital dalam Perspektif Kelas Pekerja di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/1/2018) kemarin,
Selain itu, Irvan juga mengungkapkan hasil survei dilihat dari pendidikan rata-rata pengemudi ojek online merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Mayoritas pendidikan SMA itu 67 persen, ada juga lulusan S1 14 persen dan lulusan D3 8 persen," ujarnya.
Irvan menjelaskan, hal tersebut merupakan salah satu bukti dengan adanya ekonomi digital angka pengangguran lulusan SMA akan berkurang sebab akan banyak terserap di bidang tersebut.
"Seiring dengan masuknya ekonomi digital, angkatan kerja lulusan SMA penganggurannya akan turun. Bisa kita asumsikan mereka masuk ke sana," jelasnya.
Wah, data diatas cukup jelas bahwa selain bisa mengurangi atau menyerap jumlah tenaga kerja. Akan tetapi masih saja di setiap daerah-daerah di Indonesia belum dapat menerima aplikasi berbasis daring (ojek online) tersebut ya ??
red./ Sumber : Merderka.com
Post Top Ad
Senin, 29 Januari 2018
Di Kota Jakarta dan Surabaya, 62 % Driver G0-JEK Adalah Korban PHK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar