BATAM - Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardiyanto mengatakan banjir dipemukiman penduduk Tiban Koperasi, Kelurahan Tiban Baru, Kecamatan Sekupang diduga karena adanya aktivitas cut and fill. Hal itu disampaikanya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Jumat (3/8/2018).
"Kita akan menindak lanjut secara konkrit di lapangan. Dalam persoalan ini kita tidak ingin mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Tapi kita akan mencari solusi agar persoalan banjir ini bisa segera diatasi," ujarnya.
Menurut Mardiyanto, dalam pembahasan saat RDP, DPRD, Pemko Batam dan BP Batam menyatakan sepakat untuk segera membantu mengatasi persoalan banjir yang dihadapi warga.
Selain itu, Mardiayanto juga meminta kepada pihak Pemko Batam dan BP Batam agar memberi ruang kesempatan untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait persoalan banjir ini.
Sementara, lanjut Mardiyanto, pihak PT Glory Point yang ditunjuk untuk melaksanakan proyek pengerjaan dreinase dan pematangan lahan, mengklaim pengerjaan yang dilaksanakan di lokasi tersebut sudah sesuai standar dan aturan sejak 7 bulan lalu.
"Sejak 7 bulan belakangan setelah selesai pengerjaan dreinase dan pematangan lahan oleh PT Glory Point, peristiwa banjir dan luapan air tidak pernah terjadi dan menimpa warga Tiban Koperasi dan sekitarnya," ucap Mardianto.
Seperti diketahui, lahan yang dikeluarkan pihak BP Batam di bukit Tiban Koperasi itu peruntukan yang sebenarnya tidak untuk pembangunan Kavling Siap Bangun (KSB). Alasannya, kawasan tersebut termasuk salah satu kawasan Hutan Lindung yang peruntukannya tidak diizinkan untuk dibangun apa pun.
(red/net).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar