"Awalnya kita ini harus bangun smelter, Indonesia ini belum pernah membangun smelter. Jadi kami datangkan dari China. Ya gini kalau kita beli AC, kan yang pasangin AC itu yang jual, masa kita," tuturnya di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Senin malam (6/8/2018).
"Di IMIP sendiri TKA-nya hanya 18 orang. Sisanya terbagi dari 16 perusahaan itu," tambahnya.
Paling banyak perusahaan yang memakai TKA China adalah PT Indonesia Guang Ching Nickel & Stainless Steel Industry sebanyak 833 orang. Lalu ada PT Sulawesi Mining Investment (SMI) sebanyak 597 orang dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel sebanyak 556 orang.
"Untuk SMI itu banyak juga karena baru bangun smelter lagi, jadi banyak TKA untuk pembangunan itu," tambahnya.
TKA China itu juga sebenarnya terdiri dari 2 jenis, yakni TKA yang bekerja sebagai kontraktor dan yang bekerja dalam bidang operasional. Pihaknya menjadi untuk TKA kontraktor akan kembali ke negaranya ketika pekerjaan sudah selesai.
"Untuk yang di bidang operasional, juga sedikit demi sedikit kami gantikan dengan TKI. Makanya kami tandemkan setiap 1 operator China ada 1 TKI biar mereka bisa menyerap pengetahuan mereka," tambahnya.
Memang PT IMIP yang juga mengelola sistem perekrutan di kawasan ini, terus membuka lowongan. Bahkan setiap harinya ada sekitar 500 orang yang melakukan interview.
Saat ini total pekerja lokal di kawasan industri Morowali sudah mencapai 25.447 orang. Angka itu dipastikan akan terus bertambah.
"Saya perkirakan bersama dengan direksi sampai akhir tahun bisa 30 ribu orang," tuturnya.
Sumber Detikfinance.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar