Ilustrasi/net. |
JAKARTA - Pada semester I tahun 2018, serapan tenaga kerja Indonesia di sektor formal mengalami penurunan sebesar 9,8%, akibat lebih banyaknya pembukaan lapangan kerja di sektor informal.
Berdasarkan data Badan Penanaman Koordinasi Modal (BKPM), realisasi penyerapan tenaga kerja sektor formal pada Januari—Juni 2018 mencapai 491.082 orang, melorot dari capaian pada rentang waktu yang sama tahun lalu sejumlah 539.457 orang.
Direktur Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menjelaskan, penurunan jumlah serapan tenaga kerja di sektor formal dipicu oleh banyaknya pekerja yang lebih memilih bekerja di sektor informal.
“[Serapan] Tenaga kerja informal yang berbasis teknologi ini lebih besar dibandingin dengan pekerja yang di sektor formal,” ujarnya, Rabu (22/8/2018).
Dia mengatakan, penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor formal juga terjadi seiring dengan kondisi industri manufaktur yang mengalami perlambatan dalam beberapa waktu terakhir.
Menurutnya, sektor yang membutuhkan keterampilan informal lebih didominasi oleh industri mikro. Jadi, sektor itulah yang akan lebih banyak menyerap pekerja.
Untuk itu, dia mengimbau pemerintah untuk memfasilitasi sektor industri mikro dari segi kemudahan akses pembiayaan, pelatihan kewirausahaan, dan pembelajaran manajemen.
Sebaliknya, lanjut Faisal, industri yang membutuhkan keterampilan formal dihadapkan pada tantangan ketersediaan tenaga kerja terampil yang mumpuni.
“[Pendidikan] Vokasi ini memang semestinya dilakukan pada lembaga pendidikan dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Perlu ada insentif pemerintah untuk peningkatan program vokasi,” ucap Faisal.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, realisasi penyerapan tenaga kerja pada paruh pertama tahun ini terbilang cukup bagus, mengingat realisasi investasi pada periode tersebut melembam.
“Meskipun pertumbuhan investasi melambat, angka serapan tenaga kerja langsung cukup besar,” ucap Azhar.
Realisasi penyerapan tenaga kerja untuk proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) semester I/2018 mencapai 237.584 orang, naik dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 172.062 orang.
Sebaliknya, penyerapan tenaga kerja dari proyek penanaman modal asing (PMA) turun menjadi 235.498 orang pada Januari—Juni 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak sebanyak 367.395 orang.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja Herry Sudarmanto mengakui, jumlah kualitas angkatan kerja yang masih sedikit adalah tantangan sumber daya manusia yang dihadapi oleh pemerintah saat ini.
“Tenaga kerja Indonesia mempunyai keterampilan yang mumpuni dan tak kalah dengan negara lain, tapi jumlahnya tidak banyak,” ujarnya.
Dia menyebut, dari 133 juta angkatan kerja Indonesia saat ini, 60% di antaranya didominasi oleh lulusan sekolah dasar. “Selain itu, penyebaran para pekerja yang memiliki skill tidak merata terutama di daerah pelosok,” ucap Herry.
Sumber M.Bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar