Islustrasi/net. |
JAKARTA - Revolusi industri atau industri 4.0 yang dicanangkan Presiden Joko Widodo menjadi era baru dunia industri di Tanah Air. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam revolusi industri adalah peningkatan kapasitas para pekerja Indonesia. Selain revolusi industri, pekerja Indonesia juga dihadapkan pada tantangan lain yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu, mereka butuh nilai tambah yang bisa meningkatkan daya saing.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Imelda Freddy mengatakan, pada dasarnya Industri 4.0 memperkenalkan era Smart Factories dimana robot atau cyber physical system akan mengawasi proses fisik yang terjadi di dalam pabrik. Sistem ini juga memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri. Dengan adanya perubahan tren industri seperti ini, muncul kekhawatiran kalau peluang pekerjaan akan berkurang karena diambil alih oleh robot dan mesin.
“Peningkatan kapasitas dibutuhkan supaya para pekerja Indonesia bisa terus mengikuti dinamika dalam dunia kerja. Kapasitas yang diperkuat dengan jam terbang akan memperkuat nilai tambah dan juga daya saing mereka. Pekerja Indonesia kini tidak hanya bersaing dengan rekan sebangsa, tetapi juga dengan para pekerja asing,” jelas Imelda.
Untuk tetap bisa mengikuti perkembangan dunia industri, para pekerja harus meningkatkan kapasitasnya. Peningkatan kapasitas bisa dilakukan lewat pelatihan, kursus dan juga sertifikasi. Para pelaku industri harus ikut serta dalam upaya ini karena peningkatan kapasitas pekerja akan berdampak positif terhadap industri itu sendiri. Hal ini juga merupakan bentuk investasi untuk masa depan industri nasional.
Penguasaan teknologi dan bahasa asing menjadi hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh para pekerja. Seiring dengan globalisasi, penerapan teknologi dan penggunaan bahasa akan lebih cenderung mengikuti dunia internasional. Untuk itu, kemampuan berkomunikasi, terlebih dalam bahasa asing, menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh para pekerja Indonesia.
Kendati demikian, perkembangan teknologi dalam dunia industri memang memunculkan dua sisi yang saling bertabrakan. Disatu sisi, pekerja yang memiliki keterbatasan dalam tingkat pendidikan dan keahlian terancam digantikan oleh mesin atau robot. Namun, lanjut Imelda, bagi masyarakat yang pendidikan serta keahliannya kurang maka akan terancam tergantikan oleh mesin dan robot.
“Namun di sisi lain, balik lagi seperti 20 tahun yang lalu saat kita diperkenalkan dengan internet, industri 4.0 dapat mentransformasikan lebih banyak pekerjaan bagi masyarakat dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa terjadi karena perkembangan teknologi dapat merangsang inovasi ekonomi, dimana para pekerja diberi kesempatan dan ruang untuk lebih kreatif, kolaboratif dan mengerjakan tugas-tugas problem-solving yang rumit, yang memang dirancang untuk tidak dikerjakan oleh robot atau mesin,” ungkapnya.
Sumber Suaramerdekanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar