Dok Istimewah. |
Ironisnya, dalam aksi demo tersebut sempat terjadi insiden saat seseorang yang menurut massa adalah bos garmen tiba-tiba datang dan masuk melintasi kerumunan. Pria yang mengenakan kemeja putih dan kacamata itu nyaris ditarik bajunya oleh sejumlah massa yang emosi melihat kedatangannya.
"Ia itu bos salah satu pemilik garmen ini, wajar massa emosi karena menunggu kejelasan soal status gaji yang terlambat," tutur salah seorang pedemo.
Beruntung aksi itu tidak berjalan lama, sejumlah rekan-rekan sesama pedemo dibantu aparat TNI bergegas mengamankan pria tersebut naik ke dalam gedung kantor di area pabrik garmen.
Dalam orasinya, buruh menuntut pembayaran gaji mereka untuk bulan Desember dan Januari yang sudah terlambat sekitar 14 hari. Buruh sendiri sudah beberapa kali melakukan aksi serupa namun belum ada tanggapan serius dari perusahaan dan pemerintah.
"Kami menuntut gaji segera diberikan, kalau memang ternyata perusahaan belum juga menunaikan kewajibannya kami akan mengerahkan massa dan aksi lebih besar dengan mendatangi Gedung Pendopo," teriak Ketua Gerakan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Dadeng Nasarudin dalam orasinya, Senin (28/1/2019).
Berbekal kertas berisi tulisan "Buruh Tidak Akan Mundur" dan "Kembalikan Kesejahteraan Kami," ribuan buruh terlihat duduk-duduk di area dalam pabrik sesekali mereka serempak menyuarakan tuntutan.
"Kami tidak akan pulang sampai hak diberikan, sudah dua bulan hanya diberi janji tanpa kejelasan. Kami enggak akan mundur, semoga pihak pemerintah daerah segera mengambil sikap," kata Asriana salah seorang buruh kepada awak media.
Hingga saat ini aksi terus berlanjut, Dinas Tenaga Kerja, DPRD, perwakilan buruh dan pemilik perusahaan masih melakukan negoisasi di salah satu ruangan kantor.
red/Sumber https://m.detik.com/news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar