BATAM - Satuan Perlindungan Masyarakat (Sat Linmas) Batam diminta untuk menjadi juri yang betul dengan hati bersih. Agar pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) bisa berjalan baik. Pesan ini disampaikan Walikota Batam, Muhammad Rudi dalam Sosialisasi Peningkatan Pengamanan Linmas pada Pemilu Legislatif dan Presiden 2019.
“Bapak Ibu akan menjaga seluruh TPS (tempat pemungutan suara). Maka jadilah juri yang betul dan hati bersih. Pemilu baik dan lurus, Kota Batam aman dan nyaman,” tuturnya di Temenggung Abdul Jamal, Rabu (13/3/2019).
Ia berharap Pemilu di Batam bisa terjaga. Tak boleh ada keributan, rusuh, dan sebagainya. Keamanan TPS, kata Rudi, berada di tangan Sat Linmas dengan dibantu personel TNI/Polri.
Keamanan selama Pemilu berlangsung menurutnya sangat penting karena akan ada investasi besar yang akan masuk ke Batam. Perusahaan ini diperkirakan bisa merekrut 50 ribu tenaga kerja. Apabila pelaksanaan Pemilu tidak aman maka peluang tersebut akan hilang dan yang akan rugi warga Batam. Karena itu, Rudi sangat berharap Sat Linmas berperan menjaga keamanan selama pemungutan suara.
“Batam harus aman. Saya sudah sampaikan ke Singapura bahwa tanggal 17 April (Pemilu), Batam akan aman. Pelaksanaan harus tepat waktu. KPU dan Bawaslu yang paham ini. Linmas tolong amankan TPS. Jika KPPS bekerja tidak cepat, segera laporkan,” ujarnya.
Perwakilan Polda Kepri, Kompol Afdal mengingatkan Sat Linmas agar tidak membiarkan selain pemilih di TPS tersebut untuk berada di lokasi. Menurutnya sudah dilakukan simulasi pencoblosan di Bogor beberapa waktu lalu. Dengan lima surat suara dan 300 pemilih, membutuhkan waktu sekitar 16,5 jam.
“Itu untuk coblos saja, belum menghitung. Karena semua sekarang serentak, ada lima surat suara yang dibuka oleh pemilih, maka waktunya bisa 16,5 jam. Mudah-mudahan tidak selama itu, agar siang sudah bisa penghitungan. Yang berpotensi terjadi kericuhan itu di TPS. Jadi laporkan ke Ketua KPPS. Jangan kita emosi. Redam situasi,” pesannya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Batam, Syahrul Huda menjelaskan form C6 tidak lagi menjadi undangan. Tapi sebagai surat pemberitahuan kepada pemilih. Dan setiap pemilih hanya menggunakan hak pilihnya sekali. Tidak boleh berulang-ulang.
“Linmas di pintu keluar harus memastikan orang yang menggunakan hak pilih, jarinya sudah dicelupkan ke tinta. Jangan sampai terlewat. Tugas Bapak Ibu harus tahu,” kata Syahrul.
Sat Linmas juga harus mengetahui kapan dan di mana logistik Pemilu disimpan. Karena ada daerah yang logistiknya masuk dua atau tiga hari sebelum 17 April. Dan menjadi tugas Sat Linmas untuk ikut mengamankan tempat penyimpan logistik tersebut.
“Tugas tidak berat tapi tanggung jawab yang berat. Jika logistik hilang, rusak, atau berkurang, maka yang akan ditanyai polisi adalah petugas di TPS bersangkutan,” tuturnya.
(humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar