BATAM - Provinsi Kepulauan Riau jadi tumpuan pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan tahun 2018 pertumbuhan jumlah wisman ke Kepri sebesar 25 persen.
“Harapan kita paling besar additional-nya (penambahan) adalah Kepri. Tahun lalu Kepri naik 25 persen, lebih tinggi daripada rata-rata nasional yang hanya 12,5 persen. Jadi dua kali lipat,” kata Arief usai membuka Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Annual Meeting 2019 di Hotel Radisson Batam, Rabu (10/4/2019).
Tahun lalu Kepri menyumbangkan 2,5 juta kunjungan wisman. Dan di 2019 Kemenpar menargetkan 4 juta kunjungan wisman ke Indonesia masuk dari Kepri.
“Kepri kita targetkan 4 juta. Di sini punya target internal 2,5 juta. Tapi kalau 2,5 juta tidak membuat target nasional cukup. Target nasional tidak akan tercapai,” ujarnya.
Untuk membantu Kepri wujudkan target tersebut, Kemenpar memberi bantuan melalui program Hot Deals. Tahun lalu ‘bundling’ tiket kapal dengan atraksi wisata ini terjual 700.000 paket. Tahun ini Kemenpar memberi sokongan untuk 1 juta paket Hot Deals di Kepri.
“Tapi saya ingin target 1 juta ini selesai di 6 bulan pertama. Nanti saya akan tambah lagi targetnya jadi 2 juta. Saya ingin Hot Deals itu 2 juta,” tuturnya.
Ia akui target tersebut susah untuk diwujudkan. Namun sudah ada strategi khusus untuk mencapai keinginan itu.
“Nanti akan kita bagi. Hot Deals untuk Singapur sebagai country of origin seperti yang sekarang. Ada Singaporean datang ke sini, ada expatriat yang ada di Singapura, ada turis yang ke Singapura,” sebut Arief.
Kedua, sambungnya, Singapura sebagai hub atau penghubung. Menurutnya ini agak berbeda dari program yang ada.
“Ada orang India datang lewat ke Singapura, jutaan, tidak pernah kita ‘attract’ ke sini. Orang China yang sudah ada di Singapura. Itulah yang targetnya kita naikkan. Dari Singapura sebagai tourism hub itu targetnya 2 juta,” kata dia.
Pencapaian target ini juga tak lepas dari peran VITO di Singapura. VITO adalah perpanjangan tangan Kemenpar di negara-negara dunia. Bisa orang Indonesia yang sudah lama tinggal di suatu negara, atau orang asli setempat.
“VITO yang datang ke sini dari 16 negara 20 kota. Mereka itu asli orang sana atau orang Indonesia yang sudah puluhan tahun di negara tersebut. Karena harus sangat memahami pasarnya. Peranannya sangat besar sebagai delivery channel kita di sana,” sebutnya.
Tugas utama VITO itu adalah untuk mewakili kita marketing (pemasaran). Juga untuk membangun hubungan baik dengan para stakeholder masing-masing negara.
(humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar