“Sebaiknya tak usah ke sana kalau tak penting banget,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi di Batam Centre, Sabtu (10/5/2019).
Sebagai antisipasi virus cacar monyet masuk Batam, Kantor Kesehatan Pelabuhan menurunkan tim di pintu masuk internasional. Selain itu juga akan disiagakan alat pendeteksi panas tubuh. Apabila memang ada yang lolos dan terdeteksi, akan dirawat di ruang isolasi.
Didi mengatakan ruang isolasi ini tersedia di RSUD Embung Fatimah dan RSBP Batam. Ruang isolasi yang dimaksud adalah ruangan bertekanan sehingga udara bersama virus tak lolos ke luar.
“Kita juga meminta Puskesmas, Rumah Sakit, untuk curiga, tingkatkan kewaspadaan secara umum. Bila cacar, demam, dicek lebih lanjut. Bisa di BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit). Kalau tak bisa, kirim sampel ke Jakarta,” tuturnya.
Dia menjelaskan cacar monyet ini berawal dari Afrika. Bisa masuk ke Singapura ketika ada peserta simposium asal Afrika yang datang ke negeri singa. Saat di hotel barulah timbul gejalanya.
“Gejala virus umumnya sama. Gejala cacar monyet ini juga seperti cacar umumnya. Demam, gangguan pernapasan, timbul bintik air juga. Yang bikin meninggal itu biasanya radang pernapasannya,” terang Didi.
Penyebaran virus cacar ini menurutnya bisa dengan kontak langsung antar manusia. Oleh karena itu apabila ada penumpang kapal yang diduga terkena virus, maka seluruh penumpang kapal akan ikut dikarantina.
Masa inkubasi penyakit ini antara 5-7 hari. Kalau dalam dua minggu tak muncul gejala maka artinya tak tertular. Karena virus ini juga tergantung pada daya tahan tubuh.
(humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar