BATAM - Pasar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam akan menjadi contoh penerapan videotron sebagai media informasi seputar harga kebutuhan pokok. Lokasi pasar TPID ini berada di Pasar Grand Niaga Mas Batamkota.
“Kenapa pakai videotron? Supaya terlihat baik oleh penjual maupun pembeli. Kalau pakai layar kecil tidak terlihat. Kalau pakai tulis tangan, nanti ada tangan jahil yang menghapus,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau di Batam Centre, Selasa (20/8/2019).
Penggunaan videotron ini menurutnya tidak akan membuat harga kebutuhan pokok di pasar tersebut menjadi mahal. Karena operasional layar digital berukuran besar ini tidak dibebankan ke pedagang.
“Nanti di videotronnya bisa pasang iklan. 90 persen untuk informasi harga. 10 persen iklan. Jadi biaya operasionalnya bisa dari iklan itu,” tuturnya.
Pedagang di Pasar TPID ini adalah distributor bahan kebutuhan pokok (bapok). Total ada 60 pedagang dari 15 jenis distributor.
Pasar TPID ini nantinya akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok. Seperti beras, gula, minyak, daging, telur, hingga sayur-mayur, dan ikan.
“Karena ini langsung dari distributor dan petani binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, maka harganya lebih murah dari pasar lain,” kata Gustian.
Penjualan di Pasar TPID ini dibatasi jumlahnya, tak boleh terlalu banyak. Guna menghindari pembelian untuk dijual kembali. Karena target dari pasar ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Supaya bisa mendapatkan bapok dengan harga terjangkau. Sehingga bisa menekan angka inflasi di Kota Batam.
“Skala prioritasnya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Karena pengaruh besar inflasi di situ. Pihak distributor sudah tahu siapa yang akan mereka terima untuk membeli di sana. Tak boleh beli banyak. Pembeliannya yang wajar saja, untuk kebutuhan rumah tangga, supaya merata,” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar