TANJUNGPINANG - Masyarakat Pulau Penyengat kesulitan air bersih. Musim kemarau membuat hampir seluruh sumur warga disana mengering. Sumur umum yang biasanya jadi andalan bersama juga sudah tidak bisa diharapkan.
Satu-satunya sumur yang bisa ditimba hingga saat ini adalah milik seorang warga yang tinggal di depan masjid Sultan Riau Penyengat. Setiap pagi dan sore ratusan jerigen antri menunggu bagian. Kini kondisi sumur itu pun mulai mengering, masyarakat mulai semakin resah.
Melihat antrian jerigen yang panjang dan kerumuman masyarakat yang tidak jauh dari aktivitasnya, Plt. Gubernur Kepri H. Isdianto mendekatinya. Baru dia ketahui ternyata masyarakat sedang antri mendapatkan air.
Satu persatu masyarakat menceritakan kondisi sesungguhnya di penyengat selama musim kemarau kepada Isdianto. Seorang warga mengatakan jika air yang ada pun sekarang sudah bercampur air asin, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Isdianto yang didampingi Temaga Ahli Gubernur H Saidul Qudri dan H Herizal Hood, Kamis (12/9/2019) melihat langsung kondisi dasar sumur. Setelah itu dia akan memutuskan mengantar air dari Tanjungpinang menggunakan pompong hingga ke pelantar penyengat. Selanjutnya masyarakat yang menjemputnya di pelantar.
“Solusi yang bisa kita lakukan untuk sementara ini adalah mengantar air dari Tanjungpinang menggunakan transportasi laut kesini. Tapi masyarakat harus menjemputnya di pelantar. Jika lihat kondisi sumur, ini udah kering,” kata Isdianto.
Secara teknis, lanjut Isdianto, dia akan segera memerintahkan stafnya atau pihak yang berkaitan dengan masalah ini untuk mengaturnya.
“Teknisnya segera kita atur. Yang penting masyarakat Penyengat dapat air bersih,” kata Isdianto.
Mendengar langsung dari Plt. Gubernur akan adanya bantuan air bersih ke Penyengat, masyarakat tampak senang.
Masyarakat juga mengatakan jika sumur umum di Penyengat tersebut tidak bisa diperdalam lagi. Karena jika kedalamannya ditambah justru akan masuk air asin/air laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar