NATUNA – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Nusa Kabupaten Natuna, dinilai sudah tidak “berdaya” untuk melayani para pelanggannya.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pelanggan PDAM Natuna, yang mengeluh lantaran tidak mendapatkan pasokan air bersih, yang menjadi kebutuhan vital masyarakat.
“Susah betul air di Ranai ini. Kenapa ya ?,” tanya Sumarni, warga Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, kepada media, Minggu (15/09/2019) malam.
Sumarni menyebutkan, bahwa dirinya harus rela untuk membeli air mineral berisi 18 liter, untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Seperti untuk memasak dan mandi.
“Saya sampai beli air galon untuk masak dan mandi, saking tak adanya air,” keluhnya.
Sumarni mengaku heran. Pasalnya, disaat masyarakat di sekitar Kota Ranai Kecamatan Bunguran Timur kesulitan air bersih, namun pihak PDAM Natuna justru menjual air bersih dengan menggunakan mobil truck tanki kapasitas 4000 liter, yang dibandrol dengan harga Rp 70 ribu.
Ibu paruh baya itupun lantas menaruh curiga dengan pihak PDAM, yang dinilai sengaja untuk memanfaatkan kondisi krisis air ini, demi meraup keuntungan diluar biaya tagihan meteran yang dibebankan oleh PDAM Natuna kepada para pelanggannya.
“Tapi bingung saya, kok bisa bilang air gak ada, tapi ada yang lancar banget dan ada yang gak ngalir sama sekali. Dan yang sangat lucu, kok PDAM bisa jual air, gimana ya, darimana airnya ?,” ungkap Sumarni, diselimuti tanda tanya besar.
Keluhan serupa juga diungkapkan Ana (27), warga Batu Hitam, Kecamatan Bunguran Timur. Ibu satu orang anak itu juga mengaku sudah beberapa hari tidak mendapatkan air bersih. Akibatnya, ia harus rela mengangkut air dari sumur milik tetangganya, yang memiliki kualitas air yang tidak layak konsumsi.
“Air sumur itu agak keruh, nggak bisa untuk memasak. Hanya bisa untuk mandi dan mencuci piring saja, untuk cuci baju pun nggak berani, takut bau,” keluh Ana.
Sementara itu Direktur PDAM Tirta Nusa Natuna, Hendro, saat dihubungi media ini menuturkan, bahwa cadangan air yang ada dibeberapa intake milik PDAM, kondisinya sudah mulai mengering.
Bahkan ia menyebutkan, dari sejumlah intake yang mereka miliki, hanya bisa mengalirkan air sekitar 30 liter perdetik.
“Air memang masih ada sedikit. Namun intake kami yang ada di Ranai Darat dan lainnya, sudah mulai mengering,” kata Hendro, Senin (16/09/2019) pagi.
Saat ini, kata Hendro, pihaknya telah melakukan jadwal pendistribusian air bersih kepada para pelanggannya. Hal ini untuk mensiasati, agar para pelanggannya kebagian air bersih.
“Kami sudah melakukan pendistribusian air secara bergilir. Namun memang masih ada warga yang tidak kebagian air. Terutama di sekitar pemukiman padat penduduk. Karena kadang ada warga yang menggunakan mesin penyedot air, sehingga ada warga yang tidak kebagian,” ucap Hendro.
Hendro mengaku bahwa pihaknya masih menggunakan sistem manual, dalam melakukan pembagian pendistribusian air bersih kepada masyarakat.
Seharusnya kata dia, sudah ada jaringan pipa khusus yang di desain untuk penzonaan pendistribusian air bersih. Sehingga bisa menyalurkan air secara adil dan merata kepada para pelanggannya.
“Kami sudah mengajukan pembangunan jaringan baru untuk mendistribusikan air, lewat APBN. Karena jaringan kami yang ada ini, sudah semrawut. Sehingga sudah sangat susah untuk mengaturnya,” katanya.
Ia pun menampik adanya tudingan masyarakat, yang menilai PDAM Natuna mencoba untuk memperoleh keuntungan besar, dengan menjual air bersih menggunakan mobil truck tanki, disaat masyarakat kebingungan mendapatkannya.
“Memang ini menjadi polemik ya, disaat masyarakat susah mendapatkan air bersih, tapi kami justru menjual air menggunakan mobil tanki. Tapi kami tidak mengambil air dari intake yang diperuntukkan untuk masyarakat, namun kami ambil dari sumber air lain yang ada digunung Ranai. Sebenarnya kami ingin stop penjualan air dengan mobil tanki, tapi gimana lagi, masyarakat juga yang mendesak, kalau tidak dilayani, mereka membutuhkan air,” ungkap Hendro.
Saat ini pihak PDAM Natuna hanya bisa berharap agar hujan segera turun. Agar seluruh intake yang ada bisa kembali terisi air, dengan debit yang mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar