TANJUNGPINANG - Pulau Penyengat resmi ditetapkan sebagai ‘Pulau Perdamaian Dunia’ oleh Komite Perdamaian Dunia (World Peace Community) dengan 202 negara anggota. Penetapan dilakukan langsung oleh Presiden World Peace Community Prof. Dr. Djuyoto Sutani di Balai Adat Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang, Ahad (15/9/2019).
The World Peace Communitte atau Komunitas Perdamaian Dunia ini sendiri dibentuk oleh 202 negara dari seluruh Dunia. Proses penetapan sebuah wilayah menjadi kawasan yang layak dijadikan ikon Perdamaian Dunia sangat panjang. Karena harus melalui berbagai seleksi yang ketat dan bersaing dengan 202 negara lainnya.
Dengan telah ditetapkannya Pulau Penyengat sebagai Pulau Perdamaian Dunia, diharapkan nantinya Pulau Penyengat semakin dikenal di 202 negara yang menjadi bagian dari anggota Komite Perdamaian Dunia.
Sebagaimana dikatakan oleh ketua panitia Jefri Tan yang mengatakan bahwa tujuan pemberian gelar Pulau Penyengat sebagai Pulau perdamaian Dunia adalah memperkenalkan pulau Penyengat kepada 202 negara.
Komite Perdamaian Dunia sendiri dideklarasikan pada tahun 1997 di Basel Swiss, Eropa. Kemudian dikukuhkan di New York, Amerika Serijat. Selanjutnya menyebar di 202 negara dan masing-masing saat ini ada kantor perwakilannya.
Dan sampai saat ini, sejak diresmikan 2017, kantor pusat disepakati ada di Indonesia. Tepatnya di Desa Pelajar, Jepara, Jawa Tengah.
Visi Komite Perdamaian Dunia ini sendiri adalah ‘Membangun Peradaban Baru Keluarga Bumi Dengan Hati’. Visi ini menegaskan bahwa peradaban dunia tidak boleh dimonopoli oleh kelompok dan bangsa tertentu saja, tapi harus dibangun bersama-sama.
Dalam kesempatan ini dibacakan pula sejarah Pulau Penyengat oleh zuriat atau kerabat warisan Pulau Penyengat, yakni Raja Malik.
Plt Gubernur Kepri H. Isdianto dalam sambutannya mengajak masyarakat syukuri anugerah atas diresmikannya Penyengat sebagai Pulau Perdamaian Dunia.
“Kita menjadi akan dikenal di 202 negara. Ini jelas bukan kerja main-main. Selanjutnya tinggal kita di daerahlah, bagaimana memikirkannya secara internal. Jangan sampai momen sebagus ini tersia-siakan,” ujar Isdianto.
Selain itu bersama DPRD Kepri juga, Isdianto mengajak bersama-sama memikirkan nasib Penyengat kedepannya.
“Mari kita sharing. Kita konsep lebih baik setelah ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian Dunia. Dulu Tugu Bahasa sempat digagas pada masa H. M Sani, namun terhenti. Insya Allah di 2021 bisa kita lanjutkan kembali. Karena Tugu Bahasa ini sebagai bukti jati diri bahwa bahasa Indonesia berasal dari sini,” terang Isdianto.
Sebelumnya pemberian gelar pulau perdamaian dunia itu untuk Pulau Galang di Batam. Tapi Plt Gubernur meminta Penyengat karena lebih pas dilihat dari berbagai sisi, sejarah, sosial budaya dan sebagainya.
Presiden Komite Perdamaian Dunia Prof. Dr. Djuyoto Sutani mengatakan bahwa etika dunia adalah etika universal. Setelah Penyengat ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian, maka dia mengatakan akan langsung memasarkannya kepada Dunia.
“Tahun lalu, kita merayakan Hari Perdamaian Dunia di Jepara dengan dihadiri oleh puluhan duta besar negara-negara anggota Komite. Tahun ini saya akan kembali mengundang delegasi dari 202 negara untuk merayakan hari Perdamaian dunia di Pulau Perdamaian Dunia ini,” kata Djuyoto Sutani.
Djuyoto juga mengatakan bahwa dalam sejarahnya, Penyengat adalah tempat berkumpulnya ilmuan, pemikir dan penulis-penulis hebat. Raja Ali Haji salah satunya.
“Kini resmi sebagai Pulau Perdamaian Dunia Sepanjang Masa. Syair-syair gurindam 12 bahasanya sangat damai dan maknanya sangat dalam. Kini menjadi PR kita bersama untuk memarketinginya. Dan Penyengat harus kita ubah menjadi ‘Penyemangat’,” katanya.
Adapun Walikota Tanjungpinang H. Syahrul dalam sambutannya mengatakan bahwa sejak abad ke-17 sampai sekarang Penyengat telah dikenal. Awalnya hanya sebagai tempat singgah pelaut mengambil air tawar. Lalu seiring perjalanan waktu menjadi mas kawin oleh sultan riau kepada Raja Hamidah atau yang dinela juga Engku Putri.
“Kita berharap setelah ini Pulau Penyengat semakin terkenal lagi. Kita harap Presiden Komite Perdamaian Dunia bisa mengenalkan Penyengat kepada 202 negara yang menjadi anggota,” katanya.
Hadir juga dalam kesempatan ini ketua DPRD Kepri H. Lis Darmansyah, OPD, FKPD serta tokoh-tokoh adat dan tokoh budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar