NATUNA – Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, mengancam akan menyetop kran ekspor ikan hidup dari Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang dikirim ke beberapa negara tetangga.
Hal itu akan dilakukan Susi, jika nelayan dan para pengusaha ikan hidup asal Kabupaten yang terletak di wilayah Laut Natuna Utara tersebut, masih saja menangkap ikan dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
“Awas kalau ketahuan ada nelayan dan pengusaha ikan hidup yang masih menggunakan potasium, nanti akan saya stop ekspor ikan hidup keluar negeri,” tegas Susi, saat meresmikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, pada Senin (07/10/2019) siang.
Pasalnya kata Susi, 1 gram potasium dapat merusak karang dan membunuh ikan maupun binatang laut lainnya, dengan radius sekitar 6 m2.
“Sementara nelayan itu sekali bawa potasium kelaut sampai berkilo-kilo. Bayangkan saja jika itu digunakan untuk menangkap ikan setiap hari, berapa banyak ikan yang mati dan luas laut kita yang tercemari,” katanya.
Selain potasium, wanita asal Pangandaran Jawa Barat itu juga tidak ingin para nelayan menggunakan alat tangkap lain yang tidak ramah lingkungan. Seperti bom dan trawl.
Sebab dikhawatirkan lama-kelamaan karang akan rusak dan anak-anak ikan akan mati. Sehingga dari waktu kewaktu, jumlah ikan di laut bisa terus berkurang, sementara kebutuhan konsumsi terhadap ikan semakin hari semakin meningkat.
“Kalau karang sudah rusak, ikan pasti habis. Apalagi kalau pakai potasium, anak-anak ikan akan mati. Padahal kalau kita biarkan sampai besar, ikan itu akan bertambah banyak dan berat. Makanya tangkap ikan pakai pancing saja, itu lebih ramah lingkungan,” pinta Susi.
Untuk itu Menteri yang telah berkali-kali datang ke Natuna itu, berharap kepada para aparat hukum, seperti PSDKP, Lanal dan Polairud, agar menindak tegas oknum-oknum nakal yang masih menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, seperti potasium dan bom.
“Saya mohon kepada nelayan dan pengusaha ikan hidup, tolong lah rubah cara tangkap ikan dengan tidak melanggar aturan. Bukan apa, ini demi masa depan laut kita, yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita. Kepada aparat hukum, tolong bantu mengatur ini, jangan dibiarkan,” pinta Susi.
Dalam kesempatan itu, Susi juga membuka kran ekspor perdana gurita dari SKPT Natuna ke negara Jepang, sebanyak 15 ton. Ia juga sempat menyaksikan penenggelaman 2 unit kapal ikan asing (KIA) yang melakukan pencurian ikan disekitar laut Natuna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar