Kepala personel Daimler, Wilfried Porth mengatakan, langkah ini dilakukan beberapa hari setelah saingannya Audi juga akan memangkas 9.500 dari 61.000 pekerjanya di Jerman karena alasan yang sama.
Daimler mengatakan industri mobil saat ini sedang mengalami transformasi terbesar dalam sejarahnya.
"Pengembangan menuju kendaraan bebas CO2 membutuhkan investasi besar, itulah sebabnya Daimler mengumumkan pada pertengahan November bahwa perusahaan akan meluncurkan program untuk meningkatkan daya saing, inovasi, dan kekuatan investasi," kata perusahaan itu seperti dilansir dari BBC, Minggu (1/12/2019).
"Bagian dari program ini adalah untuk mengurangi biaya staf sekitar euro 1,4 miliar pada akhir tahun 2022 dan antara lain untuk mengurangi jumlah posisi manajemen di seluruh dunia sebesar 10 persen,” tambahnya.
Mobil Listrik
Daimler memiliki tenaga kerja global hampir 300.000 orang dan pabrik di 17 negara. Mereka akan mengurangi biaya dan pekerjaan dengan cara bertanggung jawab secara sosial, termasuk penggunaan "fluktuasi alami".
"Selain itu, kemungkinan pensiun paruh waktu akan diperluas dan program pesangon akan ditawarkan di Jerman untuk mengurangi pekerjaan di pemerintahan," tambahnya.
Daimler mengatakan rencananya telah disetujui dengan dewan kerja perusahaan yang mencakup perwakilan serikat pekerja.
Pembuat mobil di Jerman dianggap lambat beradaptasi dengan tren teknologi baru, termasuk mobil self-driving dan mobil listrik.
Pada saat yang sama, mereka menderita penurunan permintaan di China. Sementara perang dagang antara Washington (AS) dan Beijing (China) juga telah menekan pertumbuhan penjualan mobil baru.
(Sumber dari link : https://m.kumparan.com)
(Sumber dari link : https://m.kumparan.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar