BATAM - Pembangunan di era kepemimpinan Muhammad
Rudi-Amsakar Achmad tak hanya menyentuh akses makro. Tapi juga hingga ke
aspek mikro seperti infrastruktur di tingkat kelurahan.
Pelaksanaannya melalui program Percepatan Infrastruktur Kelurahan
(PIK). Selama lima tahun Rudi-Amsakar menjadi Wali Kota dan Wakil Wali
Kota Batam, Rp7 miliar dana PIK digelontorkan untuk tiap kelurahan.
Apabila ditotal dalam 5 tahun nilainya mencapai lebih dari Rp400 miliar
untuk 64 kelurahan se-Kota Batam.
“Tahun pertama Rp1 miliar. Tahun kedua Rp1,1 miliar. Tahun ketiga
Rp1,3 miliar tambah dari Pak Jokowi Rp350 juta (dana alokasi umum
tambahan). Tahun ini Rp1,6 miliar tambah Pak Jokowi Rp350 juta. Tahun
depan kita rencanakan Rp1,8 miliar kalau ditambah Pak Jokowi Rp350 juta
artinya satu kelurahan dapat Rp2,15 miliar,” papar Amsakar dalam
musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di Rempang Cate, Jumat
(7/2/2020).
Ia mengatakan, APBD Kota Batam memang tak sebesar kota-kota lain di
Indonesia. Seperti Surabaya yang mencapai Rp9 triliun, Bandung Rp7
triliun, atau Medan Rp6 triliun. APBD Batam tahun ini diperkirakan
sebesar Rp2,8 triliun dan tahun depan diestimasi Rp3 triliun.
”APBD kecil tak mengecilkan semangat membangun Batam. Kita membangun
jalan ini sesuai dengan visi kita, mewujudkan Batam sebagai bandar dunia
madani. Sebagai kota dunia, harus disolek, supaya mendekati Singapura
dan Johor,” ujarnya.
Jalan di Batam bagian timur seperti kawasan Jodoh Nagoya sudah 98 persen selesai. Ditargetkan, selesai tahun 2020 ini.
Selanjutnya, pembangunan jalan akan menyentuh Batam bagian barat. Seperti daerah Sei Beduk, Sagulung, Batuaji, dan Sekupang.
“Jalan di Batam juga sudah dibelah untuk penanganan banjir. Di Kepri
Mall Simpang Kabil itu kita bongkar. Dekat Sagulung kita bongkar. Di Sei
Beduk juga dibuat drainase sampai ke ujung laut. Kita berjuang ke pusat
untuk mendapatkannya. Ada tujuh titik drainase besar yang dibangun
tahun lalu untuk atasi banjir,” kata dia.
Menurut Amsakar, anggaran pembangunan ini bisa didapat dengan
mengefisiensikan belanja. Di antaranya mengurangi biaya-biaya rapat,
pakaian seragam dinas pegawai, serta perjalanan dinas. Anggarannya kita
alokasikan ke masyarakat. Itulah kita gunakan untuk PIK,” sebutnya.
Terkait musrenbang, ia berpesan kepada warga untuk berdiskusi dengan
bijak. Pertimbangan skala prioritas untuk kemaslahatan banyak orang.
Bukan untuk kepentingan sekelompok tertentu saja.
“Mekanisme sudah dilalui dan sudah disepakati. Saya harap tak ada
perbibcangan negatif lagi di luar. Respon OPD (organisasi perangkat
daerah) pada prinsipnya tidak masalah. Tapi tidak berarti yang diusulkan
otomatis diakomodir di kegiatan. Karena APBD Kota Batam terbatas,” kata
Amsakar.
Post Top Ad
Jumat, 07 Februari 2020
5 Tahun Rp 400 Miliar untuk 64 Kelurahan Periode Rudi - Amsakar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar