NASIONAL - Presiden Joko Widodo mengingatkan
jajarannya untuk melakukan perhitungan cermat dalam rangka memenuhi
ketersediaan bahan pokok setiap daerah di tengah pandemi Covid-19 dan
ibadah puasa Ramadhan. Selasa, (28/04/2020)
"Saya ingin agar dilakukan hitungan yang cepat terhadap kebutuhan bahan
pokok setiap daerah, setiap provinsi, agar dihitung mana provinsi yang
surplus, mana provinsi yang defisit, dan berapa produksinya. Semuanya
harus kita hitung," terangnya.
Demikian disampaikan Presiden saat memimpin Rapat terbatas mengenai
tindak lanjut antisipasi kebutuhan bahan pokok yang digelar melalui
telekonferensi dari Istana Kepresidenan Bogor - Jawa Barat.
Selain itu, lanjutnya diperlukan manajemen distribusi pasokan dan
pengelolaan beras serta antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya
kemarau panjang pada tahun ini.
Dimana sejumlah komoditas diprediksi masih mengalami defisit di sejumlah
provinsi. Di antaranya beras yang diperkirakan defisit di 7 provinsi,
jagung di 11 provinsi, bawang merah di 1 provinsi, dan telur ayam di 22
provinsi.
"Stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi, tetapi
untuk stok gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok
bawang putih diperkirakan defisit di 31 provinsi," katanya.
"Saya akan cek terus ini karena dengan penerapan PSBB dari beberapa
provinsi, beberapa kabupaten/kota, memang saya mendengar ada satu atau
dua yang sudah mulai terganggu," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden sekali lagi meminta jajarannya untuk
turut memperhitungkan ketersediaan stok beras termasuk stok yang ada di
masyarakat, penggilingan, gudang, dan Bulog.
"Kita berharap puncak panen raya di bulan April ini produksi beras kita,
bisa mencapai 5,62 juta ton. Ini sangat bagus dan saya juga minta Bulog
untuk tetap membeli gabah petani dengan insentif harga yang layak,
dengan fleksibilitas yang memadai," tuturnya.
Terakhir, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar aktivitas produksi
komoditas pangan dapat tetap berjalan normal di tengah kebijakan tanggap
darurat dan pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah.
"Tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Program
stimulus ekonomi juga harus bisa menjangkau yang berkaitan dengan
produksi beras kita yang artinya turut menjangkau petani kita," pungkas
Joko Wododo.
(Sumber dari link : https://www.kejoranews.com)
Post Top Ad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar