Kedatangan
mereka ini diterima langsung oleh Kepala Desa setempat bersama Pengurus
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) , dan Babinsa Desa Sungai Ulu.
Pada
kesempatan itu para nelayan menuntut agar mereka dapat menerima Bantuan
Langsung tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa Sungai Ulu.
Dasar para nelayan itu menuntut BLT adalah telah dipangkas habis alokasi bantuan bagi nelayan dalam Dana Desa tahun 2020.
Ketua
Rukun Nelayan Desa Sungai Ulu, Adi Saputra usai pertemuan kepada
wartawan mengatakan, nelayan menuntut BLT karena mengingat nelayan
setempat juga merasakan dampak Covid 19 dan Dana Desa juga masih cukup
dialokasikan untuk BLT bagi Nelayan.
“Dana Desa kan sudah terpakai untuk
pembangunan 60 %, disalurkan untuk BLT sudah 30%, masih ada sisa 10 %,
kami minta yang 10 % itu disalurkan untuk BLT kepada nelayan, karena
kami nelayan tidak mendapatkan bantuan dampak Covid,” ujar Adi, di
Sungai Ulu, Selasa (26/5/2020).
Sementara
berdasarkan penjelasan Kepala Desa Sungai Ulu, Hermanto kepada forum
bahwa pihaknya sudah mengusulkan nama nelayan Desa Sungai Ulu kepada
Dinas Perikanan Natuna, untuk menerima bantuan, namun hingga saat ini
belum ada penjelasan waktu penyaluran bantuan tersebut.
Adi
Saputra juga mengakui telah mengecek ke Dinas Perikanan Natuna mengenai
proposal bantuan bagi nelayan yang diajukan Kades Sungai Ulu itu, namun
menurutnya, berdasarkan keterangan pihak Dinas Perikanan, bantuan itu
belum pasti akan diterima.
“Dasar
itu juga yang menjadi tuntutan kami nelayan agar pihak Desa dapat
menyalurkan Bantuan Langsung tunai dari Dana Desa bagi kami,” tambah
Adi.
Para
nelayan Desa Sungai Ulu berharap agar pihak Desa dapat mengupayakan
Bantuan Langsung Tunai bagi mereka, guna membantu meringankan beban
ekonomi ditengah pandemi Covid 19.
“Harapan kami ada kejelasan tentang BLT bagi Nelayan ini,karena kami juga warga Desa Sungai Ulu,” tambah Adi.
Sementara
itu 330 warga Miskin di Desa Sungai Ulu, berdasarkan pendataan tahun
2020, dari 577 Kepala Keluarga di Desa Sungai Ulu, tercatat ada 330
Kepala Keluarga miskin dan tidak mampu diwilayah tersebut.
Data
itu diambil guna penyerahan bantuan bagi warga terdampak Covid 19 di
Natuna. Kepala Desa Sungai Ulu, Harmanto, terjadi peningkatan warga
miskin diwilayahnya pada tahun 2020 ini, namun data itu setelah
dirapatkan bersama Badan permusyawaratan Desa (BPD) diusulkan kepada
pemerintah daerah dan kementrian Desa guna diverivikasi. Setelah
diverivikasi oleh pihak Pemerintah Dalam hal ini Kemensos, diperoleh
nama 176 orang penerima BLT . Sedangkan selebihnya tidak mendapatkan
bantuan karena dinilai mampu.
Selain
bantuan BLT dari Dana Desa, ada juga warga Sungai Ulu yang menerima
bantuan tunai dari Program Keluarga Harapan (PKH) serta bantuan paket
sembako dari pemerintah Daerah, CSR dan Pemerintah Pusat.
Sedangkan
untuk nelayan setempat, tambah Harmanto, pihaknya juga telah mengajukan
proposal usulan bantuan bagi nelayan dari Kementrian kelautan
perikanan, namun hingga saat ini bantuan tersebut belum juga disalurkan.
Sedangkan para nelayan menuntut agar mereka juga mendapatkan Bantuan
Langsung Tunai, seperti warga lainnya.
“Dalam
330 orang warga miskin yang kami data juga termasuk nama – nama Nelayan
tadi, namun nama mereka dicoret oleh petugas Kemendes yang turun
langsung ke Desa Sungai Ulu, kami tidak tahu kenapa, maka kami harap
para nelayan paham, dan menunggu bantuan khusus mereka disalurkan,’’
jelas Harmanto di Sungai ulu, Selasa(26/5/2020).
Harmanto
menegaskan dirinya tidak dapat asal mengabulkan keinginan para nelayan
agar dapat menyalurkan sisa Dana Desa bagi mereka. Namun bila para
nelayan tetap memaksa Harmanto minta agar mereka dapat membuat surat
tertulis sebagai dasar untuk disampaikan kepada pemerintah kecamatan Dan
Kabupaten Natuna.
“Saya tidak
berani asal keluar, bisa kena penjara seumur hidup saya, kalau mereka
mau buat surat saya akan upayakan ke Kecamatan dan Bupati, ‘’ tambah
Harmanto.
Dana
Desa tahun 2020 yang diterima Pemerintah Desa Sungai ulu besarannya
hanya Rp. 800 juta. Dari nilai tersebut, 60 persen telah digunakan untuk
pembangunan fisik, dan 40 persen sisasnya dialokasikan bagi Bantuan
Langsung Tunai covid 19.
Harmanto
mengakui pihaknya terpaksa memangkas habis bantuan bagi nelayan yang
biasanya dialokasikan dari dana Desa setiap tahun, hal itu dilakukan
sesuai instruksi dari pemerintah Pusat agar dialihkan bagi BLT untuk
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar