BATAM - Komisi l DPRD Kota Batam menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama PT. Hansol serta istansi terkait membahas masalah proyek pemasangan
pipa Ipal yang ada di Kota Batam. Rabu (3/6/2020).
Proyek Ipal yang dikerjakan oleh
kontraktor PT. Hansol tersebut dikeluhkan oleh masyarakat setempat
karena menimbulkan dampak banjir di lingkungan warga sehingga mengadu ke komisi I DPRD Batam.
“Kami
dari DPRD sudah menerima laporan dari warga dan salah satunya juga kita
menerima surat dari Perumahan Citra Indah, jadi waga mengeluhkan masalah
banjir akibat dari pemasangan pipa proyek Ipal yang dikerjakan oleh PT.
Hansol. Setelah itu, kami melakukan mediasi bersama pihak PT. Hansol
terkait banjir di lokasi warga tersebut,” papar anggota Komisi I DPRD
Kota Batam, Lik Khai saat diwawancarai awak media diruang rapatnya.
Masih kata dia, setelah pihaknya melakukan mediasi bersama PT Hansol, namun sampai saat ini belum menyelesaikan masalah itu.“Bahkan
apa yang kita suruh, mereka malah cuek saja. Sementara saat kita
ngomong dengan mereka, mereka bilang iya – iya. Mereka sama sekali tidak
mau eksekusi terkait masalah kerjaan itu,” ujarnya.
Proyek
pemasangan pipa Ipal itu bahkan setiap proyek pemerintah, pihaknya ikut
mendukung asalkan proyek itu tidak meresahkan warga masyarakat setempat. “Contohnya,
sebagaimana saya sudah ngomong sama si Iyus itu. Dan bagaimana saya
ngomong sama mereka itulah fakta dilapangan. Jadi setiap proyek
pemerintah sebenarnya kita wajib mendukung selagi proyek itu bisa
berkembang untuk kemajuan Kota Batam serta memperindah Kota Batam itu
tadi, akan tetapi proyek itu tidak boleh dikeluhkan oleh masyarakat.
Sementara sudah kita ketahui Citra Indah dan disini sudah ada fotonya
semua bahkan rumah warga sudah roboh-roboh akibat dampak dari proyek
itu,” ucap Lik Khai.
Bahkan, kata dia, banjirnya sampai meluap
hingga kejalan. Bahkan satu komplek mengalami kebanjiran akibat dampak
dari proyek Ipal itu. Artinya mereka dalam pengerjaan proyek itu, sama
sekali tidak profesional.
“Kita ketahui proyek itu sepanjang 140
kilometer dan proyek itu menggunakan anggaran sebesar Rp600.000
000.000.00 (Enam ratus miliar) dengan 43 perumahan dan 11.000 rumah
dengan menggunakan anggaran enam ratus miliar itu tadi,” katanya.
Sementara,
proyek pemasangan pipa Ipal tersebut pihaknya sangat kecewa dengan
sikap PT Hansol. Sebab pihak PT Hansol dinilai bekerja tidak profesional
mengatasi permasalahan tersebut.
“Jadi itu perlu diperhatikan,
apakah itu wajar dan yang lebih aneh anggaran itu dari Korea dan katanya
pinjaman Indonesia. Kontraktornya dan konsultannya semua dari Korea,
jadi artinya kita pinjam uang semester proyeknya belum ada apa-apanya,
seakan-akan mereka itu sudah mencari ke untungan dulu. Jadi ini kan aneh
sekali,” ucapnya.
Sementara itu, anggota Komisi l DPRD Kota
Batam, Harmidi Umar Husen saat memimpin rapat dengar pendapat mengatakan
proyek pemasangan pipa Ipal tersebut akan distop, karena meresahkan
masyarakat setempat.
“Jadi proyek itu lebih baiknya distop dulu,
sebab proyek itu masih membuat warga masyarakat resah. Kalau masalah itu
dibiarkan, akan semakin tambah parah bagi masyarakat setempat,”
katanya. **red/MK
Post Top Ad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar