Mardiles selaku RT Trans Barelang mengatakan bahwa kedatangan mereka ke kantor pemasaran Depelover Renggali yakni ingin mempertegas dan mendudukan permasalahan lahan yang dikerjakan pihak pengembang. Sebab menurut mereka, bahwa lahan tersebut merupakan masih milik mereka dengan legalitas surat yang dimiliki.
"Kita tau prosedur kok, jika memang ada Surat Pelepasan Hak mana buktinya. Intinya disini, Surat lahan ada pada kami, tetapi dari pihak Developer belum ada SPL-nya ke kami, dan kita menginginkan perusahaan untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini agar kelar." Ujarnya.
Selama ini katanya, pengembang Renggali tidak mau bertemu dengan mereka (pemilik surat) dengan berdalih bahwa permasalahan sudah selesai. "Mereka hanya bilang ini sudah selesai. Nah, kalo sudah selesai pasti surat lahan ini sudah ditarik. Kami ingin kejelasan dulu dari perusahaan, sembari menunjukkan bukti bahwa surat kepemilikan tanah tersebut masih ada pada kami," katanya.
Lanjutnya lagi, "Kami akan menunggu dari hari ini, bila sampai besok tidak ada kepastian, maka kami akan menghentikan aktivitas yang ada disini," tegasnya.
Diwaktu yang sama, salah satu pihak manajemen Depelover Renggali yang menemui para tokoh masyarakat tersebut mangatakan bahwa perusahaan sudah melakukan penyelesaian lahan tersebut kepada para pihak, "Masalahnya juga sudah dimenangkan di Pengadilan." Pungkasnya.
Pantauan dilapangan, pihak Depelover Renggali mendapat pengawalan dari oknum Brimob saat menjamu kedatangan beberapa tokoh masyarakat itu di lokasi lahan yang akan dibangun perumahan tersebut.
Editor redaksi
Pewarta Hendrik Butar-butar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar